Pengarang : Kristy Nelwan
Penerbit : Grasindo
Tebal : 394 halaman
Sinopsis :
“Ava
Torino, twenty something girl, yang
bekerja sebagai produser di sebuah stasiun televisi lokal di Bandung, agak
berbeda dengan perempuan pada umumnya. Ava not
really into romantic or love things.
Ia
menganggap pacaran adalah sesuatu yang seharusnya fun. Dan, biar semakin fun,
ia nekat meneruskan ide gilanya semasa kuliah dulu: berganti- ganti pacar,
sampai ke- 26 alfabet tergenapi sebagai huruf awal nama- nama sang pacar.
Dengan
ke-adventurous-annya, tidak sulit
bagi Ava untuk memenuhi rencana gilanya itu. namun, tanpa disangka, cowok yang
paling sulit ditemukan justru yang namanya berawal dari huruf L. Maka, cara
berpikirnya yang logis memutuskan, siapa pun dia, si L akan menjadi the Last
Love-nya.
Sayang,
Ava tidak menyadari betapa rahasia semesta ini terlalu besar untuk ditaklukkan
oleh logika berpikirnya…hingga terjadilah peristiwa itu… ”
Review :
“Emang….That’s why I never
believe in a thing named love. Gue nggak percaya cinta tanpa syarat itu
ada.” (hal. 5)
Dari
alfabet A sampai Z, terisisa cowok berinisial L yang belum Ava dapatkan (baca:
pacari).Semua berakhir saat Ava, dan rekan- rekan kerja sekaligus sahabatnya,
Kim, Jenna, dan Cardo, liburan ke Yogya. Mereka mengunjungi Candi Borobudur.
Ava yang sudah mati kebosanan mau tak mau meladeni permintaan Kim dan Jenna
yang sangat semangat untuk memengang tangan Budha, dan ajaibnya tangan Ava
berhasil meraih tangan Budha. Harapan Ava saat itu adalah agar dapat menemukan
L nya.
The Last.
The Love.
The Last
Love.
Ava
mencoba untuk mengabaikan apa yang baru saja ia dan teman-temannya lakukan
secara
ia tidak memercayai hal- hal yang ia anggap hanya mitos belaka. Namun
pikirannya selalu terbayang- bayang dengan kejadian tadi.
Tidak
lama setelah itu Ava memang bertemu seorang cowok saat ia makan nasi goreng. Mereka
berdua ngobrol- ngobrol sambil menunggu penjual memasak nasi goreng. Berharap cowok
itu berinisial L, Ava menanyakan namanya. Rei. Bukan Lei atau sebuah nama
berinisial L.
Bukan awalan ‘L’. Uh,
ada desiran kecewa di hatiku, betapa sempurnanya kalau namanya berhuruf awal ‘L’…. (hal.43)
Namun
kekecewaan Ava tidak berlangsung lama. Saat ia dan Kim duduk di coffee shop yang terletak di bawah
hotel, mereka bertemu dengan teman Kim yang bekerja sebagai seorang auditor. Ava
langsung memberi penilaian terhadap
cowok di depannya. Tampang oke, suara oke. Dan yang paling membuat Ava senang
adalah, namanya Ludi.
Mungkin
waktunya telah tiba. Waktunya bagi Ava untuk meninggalkan kegilaannya dan
benar- benar menjalani kehidupan percintaannya. Seperti proses hubungan yang
umum, mereka berteman lalu keduanya semakin dekat dan akhirnya jadian. Ava merasa
Ludi sangat memperhatikan dan menyayanginya. Ia juga merasa cocok dengan Ludi.
‘Apa pun akibat yang lo buat sama diri seseorang, lo harus
siap terima akibat yang sama!’ (hal. 114)
Suatu
hari, saat dinas di Bali, tidak disangka Ava bertemu dengan Rei. Mereka makan
bareng, dan Ava terharu karena Rei masih saja ingat tipe nasi goreng kesukaan
Ava. Dan entah kebetulan atau bukan, Rei juga akan bertolak ke Bandung, satu
penerbangan dengan Ava. Rei juga sangat menghibur Ava saat cewek itu bete
sehabis bertengkar dengan Ludi yang sudah setengah jalan menuju ke Bandung
sementara pesawat Ava ditunda. Rencananya Ludi dan Ava akan makan malam karena
malam itu adalah malam ulang tahun Ava. Jadilah Ava melewati malam ulang
tahunnya bersama Rei *ini salah satu
bagian yang so sweet, jadi baca
sendiri ya*.
Sepulangnya
ke Bandung, hari- hari sibuk Ava dimulai kembali hingga ada kabar bahwa Jenna
masuk rumah sakit karena penyakitnya kambuh dan tidak ada yang dilakukan oleh
bos mereka. Tidak ada. Ava yang emosi melihat hal buruk menimpa sahabatnya saat
dinas tapi malah tidak mendapat respon yang baik lalu mengundurkan diri. Baginya,
tidak pantas ia bekerja di tempat yang tidak pernah menghargai karyawannya.
Tapi, aku sadar juga,
bayaran berapa pun bukan apa- apa kalau untuk mendapatkannya kita harus rela
diperlakukan nggak adil. Siapa yang mau menghargai kita kalau bukan kita
sendiri?
(hal. 137)
Ava
yang sangat khawatir terhadap Jenna juga bergantian dengan orang tua Jenna
menjaga Jenna. Ava juga merekomendasikan dokter untuk menangani Jenna. Setelah keadaan
mulai stabil, berkat rekomendasi dari Kim, Ava bekerja sebagai creative director di Channel M.
“Dia sahabat saya, saya sayang sama dia…. Kalo ada cara yang
tepat buat ngebales semua kebaikan dia sama saya dan ngebuktiin kalau dia
penting buat saya, itu adalah dengan cara saya sesering mungkin ada di samping
dia saat dia lagi…”(hal. 131)
Rasanya
kali ini kebetulan yang sangat sangat….uumm..Ava kembali bertemu dengan Rei. Satu
kantor pula. Segera keduanya menjadi sahabat. Di mana ada Ava, di situ ada Rei.
Secara Ava juga masih anak baru di Channel M, jadi Rei yang membantu dia.
“Inget, hati nggak bisa diatur. Nggak bisa direncanain, lo
mau usaha kayak apa pun. Nggak akan bisa, percuma. Lo Cuma nipu diri sendiri
jadinya.”
(hal.328)
Kedekatan
itu lama- lama membuat Ava terlena. Kini ia malah menyembunyikan tentang Rei
dari Ludi. Ava sendiri merasa aneh, tapi ia juga tidak tahu mengapa. Saat Rei
mulai sering tidak masuk kantor, Ava semakin cemas. Apa yang terjadi pada Rei? Ketika
Ava menyadari bahwa ia terlanjur jatuh cinta pada Rei meski Rei tidak berinisial L seperti
harapannya, mampukah Ava menolak rasa cinta yang hadir sementara ia sendiri
sudah mau menikah dengan Ludi? Akankah semuanya berakhir manis? Ikuti kisah Ava
dan teman- teman dalam L.
Satu
lagi kutipan yang saya bagi dan merupakan kalimat favorit saya :
Huh…, terlalu banyak ‘kenapa’
dalam hidup manusia, Torino…. Tapi yah…, emang itu yang bikin kita hidup…. Asal
tau kapan berhenti, Torino. Kita harus tau kapan kita harus berhenti nanya ‘kenapa’
dan bilang sama diri kita sendiri…. Someday
we’ll know. (hal. 392)
Cuap –
cuap pembaca ….
Uugghh..
Sehabis
baca buku ini, saya jadi mewek sendiri. Antara speechless (meski sudah tertebak siapa sebenarnya dia, tapi tetep
gimana gitu ya pas penulis mengungkapkannya) dan lega (meski leganya nggak
rela) karena kisah ini sudah selesai.
Novel
ini walau tidak bisa dibilang berat, juga tidak bisa dibilang ringan. Melalui gaya
penulisan blak- blakannya Mbak Kristy, semua terasa riil. Awalnya saya merasa
agak aneh (baca: belum terbiasa) dengan karakter- karakter dan deretan kalimat
yang ada dalam novel ini. Tapi setelah lembar demi lembar terlewati, chemistry dengan karakternya mulai
tercipta *halaahh*.
Dan
begitulah seterusnya, saya sangat menikmati kisah Ava Torino dan teman- teman. Emosinya
dapet banget. Enjoy sekali membaca
bab demi bab. Satu paket lah kalau saya bilang. Lucunya dapat, harunya juga,
sedihnya juga terasa. Memasuki pertengahan ke atas, cerita semakin seru sampai endingnya yang bikin saya jadi mewek
gini.
Dari
segi konsep cerita, yang membuat unik itu adalah gaya berpacaran Ava yang
mengharuskan cowok- cowoknya berinisial lengkap dari A sampai Z yang akhirnya
tersisa inisial L yang menjadi bumerang bagi Ava. Selebihnya adalah kisah yang
‘metropop’ sekali, dengan karakter khas wanita kantoran dengan gaya hidup yang
terlampau modern, serta permainan cinta akibat trauma dari masa lalu. Kisah seperti
ini (harusnya) menjadi novel dengan kisah yang biasa- biasa saja tapi ternyata
tidak. Alurnya boleh biasa tapi ceritanya touching
banget. Salut deh sama pengarang :D
Dearest my
Santa,
Novel
ini sebenarnya sudah jadi incaran saya sejak saya duduk di bangku SMA. Terlebih respon teman- teman saya setelah baca katanya bagus. Tapi ini novel tak kunjung
melengkapi daftar novel yang saya punya. Hingga ada event tahunan BBI, Secret
Santa. Ini kali pertama saya ikutan event
ini dan bingung juga pas mau pasang wishlist
di Goodreads, secara wishlist saya
cukup banyak (saya biasa tidak pasang di Goodreads *ketahuan malesnya*) tapi malah lupa apa saja pas mau dipasang.
Hanya satu novel yang terlintas saat mau memasang di rak wants-to-read, ya L ini. Santa saya pun terbantu, jadi tidak perlu
bingung mau ngasih novel yang mana ya. Hehe..
So, terima
kasih sekali buat SS saya yang sudah mengirimkan novel ini untuk saya. Kado
Natal yang oke banget dengan riddle
terselubung yang membuat pengetahuan saya bertambah juga karena sampai browsing ini itu yang berkaitan dengan riddle terselubungnya.
Pertama,
namanya disamarkan. Setelah saya cek di data BBIers, tidak ada nama seperti
itu. Sudah pasti dong, kalau nggak, bukan SS namanya. He he.. Kemudian saya mencari
petunjuk dari alamat dan kota yang diberikan, yaitu Surabaya. Tidak membuahkan
hasil.
Kedua,
dari resi JNE yang saya terima, saya jadi tahu kalau SS saya berdomisili bukan
di Surabaya tapi di Kediri. Kembali lagi saya ubek- ubek data BBIers di FB. Ada.
Juga dari kenang- kenangan berupa dompet. Saya mengoogling tentang kerajinan khas Kediri dan polanya hampir sama,
Gringsing namanya. Semakin dekat dengan Santa.
Ketiga,
karena riddlenya begitu singkat di
surat dari SS, seperti tidak ada yang bisa lagi ditelusuri, saya kembali minta
bantuan Mas Google. Saya ketikkan nama yang tercetak di kertas surat : WIDA RL.
WIDA NS. Ternyata itu adalah salah satu perlengkapan medis. Infus ya kalau saya
tidak salah ingat.
Dan
yakinlah saya siapa Santa saya. Saatnya untuk menebak dan Santa saya adalah…….
Mbak
Andrea Ika Hapsari. Betul nggak, ya? He he.. Semoga betul ya.
Ah pintar.. Lain kali jangan telat postnya ya say. Bikin H2C :)
BalasHapusAku liat buku ini Ada di wishlistmu. Cuma buku ini. Di Pare ga Ada Gramed jadi musti ke kediri. Tapi ga yakin Ada. Alhasil pergi lah ke surabaya, pertama ke Gramed Royal Plaza bukunya ga Ada. Lalu disarankan ke Manyar Kertoarjo disana di komputer Ada tapi dicari-cari gak Ada. Akhirnya mereka menelepon Gramedia di Gramedia Expo basuki Rahmad untungnya Ada.keringetan ... Semoga kamu suka ya ...
Iy, Mbak..maaf ya telat. Belum sempat pegang lptp soalnya. Sibuk ngurus keperluan Imlek dan sembahyang. Jadi baru bisa post sekarang..
HapusHuaaaa..terharu banget sama perjuangan Mbak buat dapetin si L. Terima kasih banyak lho, Mbak. Aku suka banget sama ceritanya. Pas bikin postingan ini aja masih keinget sama Torino dan Rei. Heheehe..
Sekali lagi, thanks bgt ya Mbak :D:D
Aku suka banget sama novel ini... udah lama banget bacanya tapi kesannya masih ingat sampe sekrang dan endingnya bikinnnn... hiks..hiks..,
BalasHapusiya..nggak bakalan lupa deh sama cerita ini, meski aku ini pikunnya akut banget..asli membekas di hati, juga menyayat hati....aiiihh..
HapusIyaa....aku juga suka sama buku ini.
BalasHapusHahaha...aku juga nebak mbak Andrea ato orang medis santanya ertalin. Soalnya kertas yg dipake itu, ada tulisan WIDA X)
iyaah, Mbak..keren dan mengharukan banget ceritanya. masih kebayang- bayang sampe sekarang sama si Rei..hahaha..
Hapusuntungnya sempat googling ttg Wida, kalo nggak, aku juga gak ada gambaran tentang siapa Santaku..hihihihi XD