Daftar Review

Minggu, 19 Juni 2016

Purple Eyes - Prisca Primasari

Judul                : Purple Eyes
Pengarang       : Prisca Primasari
Penerbit          : Inari
Tebal               : 144 halaman

Sinopsis :

Karena terkadang tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi- tubi
Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa- apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.
Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan- percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba- tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.
Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat- saat tergelap sekalipun.

Review :

Pembunuhan keji dengan mengambil lever korban terus terjadi. Hal itu membuat Hades, dewa kematian, harus langsung turun ke Bumi dan mencari dan menghukum pelaku kejahatan itu. Ditemani Lyre, asistennya, mereka berangkat ke Trondheim, salah satu kota di Norwegia.

Hades berganti nama menjadi Halstein sedangkan Lyre memilih Solveig sebagai nama barunya. Mereka mengunjungi Ivarr Amundsen, kakak dari salah satu korban pembunuhan keji itu. Saat Solveig bertanya kepada Halstein apa tujuan mereka mendekati Ivarr, Halstein tidak bersedia memberitahu Solveig.

Kalau kau tidak suka, jangan memberi harapan. Kau sama saja menyakiti mereka.” – hal. 34

Sabtu, 18 Juni 2016

Apa Pun Selain Hujan - Orizuka

Judul               : Apa Pun Selain Hujan
Pengarang      : Orizuka
Penerbit         : GagasMedia
Tebal              : 288 halaman

Sinopsis :

Wira membenci hujan. Hujan mengingatkannya akan sebuah memori buruk, menyakitinya….
Agar bisa terus melangkah, Wira meninggalkan semuanya. Ia meninggalkan kota tempat tinggalnya. Meninggalkan mimpi terbesarnya. Bahkan, meninggalkan perempuan yang disayanginya.

Namun, seberapa pun jauh langkah Wira meninggalkan mimpi, mimpi itu justru semakin mendekat. Saat ia sedang berusaha keras melupakan masa lalu, saat itulah ia bertemu Kayla.
Pertemuan itu mengubah segalanya.

Sebuah novel tentang melepaskan mimpi di bawah hujan. Tentang cinta yang diam- diam tumbuh bersama luka. Juga tentang memaafkan diri sendiri.

Review :

Wira terjebak pada trauma yang mencengkeramnya. Kematian Faiz, sahabatnya, tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga membuat hidup Wira seolah berhenti. Wira selalu merasa bersalah karena menganggap bahwa dirinyalah pembunuh Faiz. Ia yang menyebabkan kematian Faiz saat pertandingan taekwondo.

Sejak itu hidup Wira berubah. Wira berusaha membuang jauh- jauh kehidupannya. Ia melepaskan taekwondo. Ia tidak berhak untuk bahagia. Rutinitas Wira hanya sekadar bangun, makan, kuliah, tidur, lalu bangun dan melewati hari. Hingga ia bertemu Kayla.