Daftar Review

Senin, 05 Maret 2018

Metropop: Resign! - Almira Bastari


Judul               : Resign!
Pengarang      : Almira Bastari
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 288 halaman

Sinopsis :
Kompetisi sengit terjadi di sebuah kantor konsultan di Jakarta. Pesertanya adalah para cungpret, alias kacung kampret. Yang mereka incar bukanlah penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau bonus terbesar, melainkan memenangkan taruhan untuk segera resign!
Cungpret #1: Alranita
Pegawai termuda yang tertekan akibat perlakuan semena- mena sang bos.
Cungpret #2: Carlo
Pegawai yang baru menikah dan ingin mencari pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi.
Cungpret #3: Karenina
Pegawai senior yang selalu dianggap tidak becus tapi terus- menerus dijejali proyek baru.
Cungpret #4: Andre
Pegawai senior kesayangan sang bos yang berniat resign demi menikmati kehidupan keluarga yang lebih normal dan seimbang.
Sang Bos: Tigran
Pemimpin genius, misterius, dan arogan, tapi dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usia yang cukup muda.
Resign sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya radar yang sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu akan terbaca olehnya. Pertanyaannya, siapakah yang akan memenangkan taruhan?

Review :

Bagaimana caranya bertahan dalam pekerjaan yang membuat kita tertekan luar dalam? Resign rasanya jawaban yang paling masuk akal. Jadi di sinilah para cungpret – kacung kampret – berkumpul dan berlomba untuk terbebas duluan dari bos yang arogan dan semena- mena itu.

“Belum pulang?” tanya Tigran yang tiba- tiba muncul dengan tas kerja.
“Belum,” jawabku sambil menggeleng.
Kening Tigran berkerut. “Nggak usah pura- pura kerja. Saya tahu kamu lagi nggak ada kerjaan.” (hal.58)

Sayangnya naluri sang bos lebih kuat daripada detektif. Berkali- kali Alranita hendak menghadiri interview kerja, namun selalu gagal. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Tigran? Belum lagi Tigran suka memberinya pekerjaan setumpuk, mencela hasil pekerjaannya. Rasanya pengin cepat kabur saja.

“Kamu kalau bikin report yang benar. Kalau halaman pertama saja jelek, bagaimana saya mau membaca selanjutnya?” (hal. 70)