Daftar Review

Selasa, 28 Agustus 2012

For sale.....

Hai teman- teman..
Saya mau jual novel saya. Ada dua buku, Grand Avenue dan 5cm.
Ini dia nih perinciannya :

Grand Avenue

Judul           : Grand Avenue

Pengarang : Joy Fielding
Penerbit     : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal          : 474 halaman
Harga         : Rp. 20.000,-


Sinopsis :

Kami adalah empat wanita dengan usia, tinggi, dan berat badan beragam. Persamaan kami adalah kami semua tinggal di Grand Avenue, menikah dengan pria-pria ambisius dan sukses, dan masing-masing memiliki anak perempuan yang usianya sekitar dua tahun.


Salah satu dari kami ternyata bukan sahabat sejati, tapi saat itu kami tidak tahu.

Dan kami pun tak pernah menyangka bahwa 23 tahun kemudian, dua orang dari kami meninggal, salah satunya dibunuh secara kejam.

Chris, Barbara, Susan, dan Vicki berbagi suka dan duka selama lebih dari dua puluh tahun. Namun perlahan-lahan, rahasia dan pengkhianatan mengoyak persahabatan mereka. Mereka tidak bisa menjelaskan bagaimana harapan berubah menjadi mimpi buruk dan menghancurkan hidup mereka semua.


Kondisi buku :
Bekas , kira- kira 90% dengan beberapa bagian kertas menguning, novel disampul dan ada penulisan tanggal beli di bagian belakang novel. Selebihnya keadaan novel masih rapi dan tidak ada halaman yang kusut. Ini dia gambar mengenai keadaan novelnya :



5cm [Soft Cover]

••SOLD••THANKYOU••
 

Judul buku  : 5cm
Pengarang : Donny Dhirgantoro
Penerbit      : Grasindo
Tebal           : 381 halaman
Harga         : Rp 42.000,-





Kondisi buku :
Bekas, kira- kira 95%. Novel ini disampul rapi dan masih lengkap dengan pembatas bukunya. Hanya saja ada (sedikit) bercak hitam pada sudut buku. Novel ini masih sangat rapi berhubung belum pernah saya baca. So, jilidannya masih utuh. Ini dia nih gambar mengenai kondisi bukunya :


Bagi teman- teman yang berminat, bisa mengirimkan email ke saya di ertalin@windowslive.com .
Itu dulu novel yang saya jual. Semoga dapat lagi novel- novel lainnya saat bersih- bersih rak nanti. Selamat berbelanja :)


Sabtu, 25 Agustus 2012

Unforgettable, Tentang Cinta yang Menunggu


Judul                    : Unforgettable
Pengarang            : Winna Efendi
Penerbit               : GagasMedia
Tebal                   : 176 halaman
Sinopsis :
Ini adalah satu kisah dari sang waktu tentang mereka yang menunggu. Cerita seorang perempuan di balik halaman buku dan seorang lelaki yang siluetnya membentuk mimpi di liku tidur sang perempuan.
Ditemani krat- krat berisi botol vintage wine yang berdebu, aroma rasa yang menguar dari cairan anggur di dalam gelas, derit kayu di rumah using, dan lembar kenangan akan masa kecil di dalam ingatan.
Pertemuan pertama telah menyeret keduanya masuk ke pusaran yang tak bisa dikendalikan. Menggugah sesuatu yang telah lama terkubur oleh waktu di dalam diri perempuan itu. membuat ia kehilangan semua kata yang ia tahu untuk mendefinisikan dan hanya menjelma satu nama: lelaki itu.
Sekali lagi, ini adalah sepotong kisah dari sang waktu tentang menunggu. Kisah mereka yang pernah hidup dalam penantian dan kemudian bertemu cinta.
©©©
Review :
Muse.
Itu nama tempat yang mempertemukan mereka. Kedai wine milik perempuan itu dan Rangga, abangnya. Perempuan itu selalu duduk di sana sambil mengetikkan kata- kata yang yang mengalir dari benaknya kemudian membentuk sebuah cerita. Terkungkung dalam masa lalu dan tenggelam dalam kesendiriannya.
Sedangkan lelaki itu selalu datang setiap malam ke kedai wine itu. Pakaian yang dikenakannya menunjukkan ia habis pulang kerja. Raut wajahnya suram. Sepertinya ada tekanan dalam kehidupannya. Ia duduk dan memesan segelas wine tanpa langsung meminumnya. Hingga waktu beranjak semakin malam, barulah ia pulang ke rumahnya. Selalu seperti itu.
Keduanya sama. Selalu tenggelam dalam kesepian mereka meski kedai itu ramai oleh pengunjung. Hingga suatu hari kedua pasang mata itu saling bertatapan. Dari sanalah awal mula interaksi mereka.
Dan pembicaraan demi pembicaraan terjadi setiap kali lelaki itu datang. Selalu ada topik yang mereka bahas. Apa saja mereka bicarakan. Keduanya menemukan sesuatu yang dicari dalam diri lawan bicara mereka. Perempuan itu bebas menceritakan masa lalunya dan lelaki itu dengan lepas menceritakan tentang dirinya dan keinginan untuk menjadi dirinya sendiri. Ketika cinta itu mulai bersemi, akankah sang waktu mempersatukan mereka melalui penantian panjang?
Penyesalan, sama seperti hidup, sama seperti kenangan, adalah hal yang sangat mengerikan – hal. 23
Terkadang, memang tidak perlu ada jawaban untuk segala sesuatu. Segala sesuatunya terjadi begitu saja – hal. 46
Cinta itu butuh keberanian. Jika kau rasakan, peganglah. Peganglah erat- erat karena ia belum tentu akan kembali lagi – hal. 143
Lelaki itu tahu, perempuan itu pun tahu, mereka adalah dua orang yang tepat, yang bertemu pada waktu yang salah – hal. 163
©©©
Unik.
Ini bukan kisah roman seperti novel pada umumnya. Novel ini lebih mengarah pada (kalau boleh dibilang) curahan hati dua insan yang memiliki satu kesamaan, kesepian.  Sudut pandang yang digunakan pengarang  tidak membuat pembaca kesulitan memahami isi cerita. Informasi mengenai wine disampaikan dengan baik.
Sebenarnya kisah ini adalah kisah yang sederhana. Namun oleh pengarang kisah mengenai penantian ini dituliskan dengan untaian kata yang puitis dan ada semacam perasaan yang nyaman saat membacanya. Ini novel pertama Mbak Winna Efendi yang saya baca. Jadi penasaran dengan novel- novelnya yang lain.
Well, buat teman- teman yang menyukai novel dengan bahasa yang puitis dan gaya penulisan yang unik, novel ini bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk teman- teman. Selamat membaca J
©©©

Selasa, 21 Agustus 2012

Muslihat dengan Cermin - Agatha Christie


Judul                : Muslihat dengan Cermin (They Do It with Mirrors)
Pengarang        : Agatha Christie
Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal                : 280 halaman

SINOPSIS
Untuk memenuhi janji kepada seorang teman sekolah lama, Miss Marple bersedia tinggal di rumah di daerah pedesaan – bersama dua ratus remaja yang mengalami gangguan jiwa dan tujuh ahli waris harta seorang nyonya tua.
Salah seorang dari mereka pembunuh, yang mempunyai keahlian untuk berada di dua tempat sekaligus.

REVIEW
Kasus pada novel ini dibawa oleh Miss Marple. Beliau mengunjungi sahabat lamanya, Carrie Louise di Stonygates atas janjinya kepada Ruth Van Rydock, yang juga adalah sahabatnya. Ruth sangat mencemaskan keadaan Carrie Louise. Ia takut ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi pada Carrie Louise. Carrie Louise adalah seorang idealis dengan cita- citanya yang mulia. Menolong sesama manusia. Ia adalah wanita yang sangat baik dan rendah hati. Semua orang menyayanginya.
Maka berangkatlah Miss Marple. Sesampainya di sana, ia disambut dengan hangat oleh sahabat dan juga anggota- anggota keluarganya – meski tidak semua. Bangunan itu sangat besar dan megah. Ada yayasan (juga asrama) tempat remaja- remaja dididik (baca: diperbaiki kualitasnya) dan juga rumah tempat Carrie Louise dan keluarganya tinggal. Yayasan yang kini dikelola oleh suami Carrie Louise, Lewis Serrocold, merupakan yayasan peninggalan suami pertama Carrie, Gulbransen.
Boleh dikatakan yang tinggal di rumah itu adalah keluarga besar Carrie Louise. Ada Mr. dan Mrs. Serrocold, Miss Bellever (perawat Carrie Louise), Mildred (putri Carrie Louise), Gina (cucu Carrie Louise) dan Walter Hudd (suami Gina), Stephen Restarick (putra tiri Carrie Louise dari pernikahannya dengan Johnnie Restarick), dan Edgar Lawson (pemuda gila, itulah menurut para penghuni rumah).
Christian Gulbrandsen, putra tiri Carrie Louise , datang berkunjung ke Stonygates pada suatu hari. Ia sangat mengkhawatirkan ibu tirinya. Namun Carrie Louise selalu berkata kepada siapa pun bahwa ia baik- baik saja. Dan semuanya baik- baik saja hingga suatu hari pada saat yang sama ketika Edgar ‘kumat’ dan menembakkan pistol yang hampir mengenai Mr. Serrocold, Christian terbunuh. Ia ditemukan tak bernyawa oleh Miss Bellever.
Sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Ini jelas bukan aksi bunuh diri. Namun siapa yang tega membunuh Christian? Setiap orang punya peluang untuk menjadi tersangka. Saatnya Miss Marple beraksi. Siapakah pembunuh ulung yang sebenarnya?


Kamis, 09 Agustus 2012

Saat Cinta dan Benci Bertubrukan



Judul           : Hate You Love You
Pengarang    : Delia Angela
Penerbit      : Media Pressindo
Tebal           : 226 halaman

SINOPSIS :
Tak adakah rumus pasti tentang rasa? Mengapa dia berubah begitu cepatnya.
Ernes, gadis sederhana, resepsionis di hotel berbintang milik Rico Tandra Linardy – Mr. Perfectionist. Tampan namun memiliki sikap yang jauh dari kesan ramah. Keduanya saling membenci, tak heran pertengkaran sering menghampiri, namun lambat laun pertengkaran itu menguar seperti parfum yang tinggal menyisakan wangi. Perlahan, benih- benih cinta bersemi di hati.
Mungkin benar jika benci itu berarti benar- benar cinta.
REVIEW :
Ernes adalah seorang gadis yang bekerja sebagai resepsionis di Hotel Borneo di Pontianak. Semuanya berjalan lancar hingga kedatangan Rico, sang atasan, mulai mengacaukan hari- harinya. Rico begitu angkuh dan pemarah. Segalanya harus dilakukan dengan tepat. Ini menjadikan Ernes sebagai sasaran empuk Rico. Ada saja hal- hal sepele yang selalu membuat Rico berbicara (dengan nada tinggi) pada Ernes.
Ernes merasa tertekan. Beruntung ia memiliki sahabat terbaik yang selalu mendukungnya, Ray, pemilik Chocolate Café. Ray sendiri adalah pelanggan tetap Hotel Borneo. Ia selalu membawa turis menginap di hotel ini. Di tempat inilah ia berkenalan dengan Ernes. Ernes merasa sangat nyaman berada di dekat Ray. Ia menyukai Ray.
Suatu hari, dengan kegalakannya, Rico memaksa Ernes untuk menjadi pacar pura- puranya selama seminggu untuk diperkenalkan kepada orang tuanya. Ernes terpaksa menyetujuinya. Dalam hubungan mereka, Ernes mulai mengenal pribadi Rico. Pria yang angkuh, pemarah, sok berkuasa, egois, namun mampu membuat Ernes membenci dan menyukainya pada saat yang bersamaan. Sungguh aneh perasaan ini.
Dan satu minggu menjadi ‘pacar’ Rico pun dilewati Ernes dengan baik. Sesuai dengan persyaratan sebelumnya, Rico akan menjauhi Ernes. Sayangnya Rico terlanjur jatuh cinta pada Ernes. Kini ia tidak akan melepaskan wanita itu. Saat Ray menyatakan cintanya pada Ernes, Ernes sendiri menjadi ragu akan perasaannya terhadap Ray. Pada saat itu juga lah Rico muncul dan membawa Ernes pergi. Ernes bingung. Mau apa Rico sebenarnya? Ternyata Rico juga mengungkapkan perasaannya pada Ernes. Ernes senang bukan main.
Hubungan mereka berjalan lancar hingga Ernes mulai diteror dengan ancaman nyawanya jika ia tidak menjauhi Rico. Hal ini diselesaikan Rico dengan mudah. Namun si peneror kelihatannya belum jera. Kali ini ia benar- benar melukai Ernes dan membuat Ernes berlalu dari kehidupan Rico.
Setelah menghilang dari kehidupan Rico, kehidupan baru Ernes dimulai. Seperti biasa, Ray selalu setia mendukung gadis kesayangannya itu. Mampukah Ernes melupakan Rico dan mencoba untuk mencintai Ray yang selalu berada di sampingnya?


Ini novel pertama eon (Mbak) Delia yang saya baca. Ceritanya ringan dan tidak berbelit- belit. Konfliknya pun tidak berat. Jadinya bacanya pun santai. Sayangnya prosesnya (menurut saya) terlalu cepat. Rico yang sangat angkuh dan memiliki masa lalu yang kelam bisa luluh secepat itu. he he.. Membaca novel ini seperti membaca buku harian seorang Ernes. Sedikit terganggu dengan kesalahan tulis yang terdapat dalam novel ini. Bagi teman- teman yang suka dengan novel yang ringan, bisa jadi novel ini cocok dengan teman- teman. Selamat membaca.

Piano di Kotak Kaca - Agnes Jessica


Judul                     : Piano di Kotak Kaca
Pengarang          : Agnes Jessica
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal                     : 384 halaman
Sejak kecil, Sheila hidup dalam lingkungan keluarga yang buruk. Ayahnya, Charles, selalu bertengkar dengan Ibunya, Mira. Tak jarang wajah Ibunya lebam- lebam karena dipukuli sang Ayah. Suatu hari, Charles ditangkap polisi karena dituduh membunuh Mira. Memang sejak dua hari yang lalu Mira menghilang. Malam hari itu juga Charles kedapatan menyeret karung yang diduga kuat berisi mayat Mira.
Karung itu hanyut. Jasad Mira tidak ditemukan. Awalnya Charles tidak mengaku, tetapi ia mengaku pada akhirnya. Sheila terpukul. Ia tidak menyangka bahwa Ayahnya adalah seorang pembunuh. Mendengar kabar itu, Haryanto, adik angkat Charles, berinisiatif untuk merawat Sheila. Sheila kemudian dibawa ke rumahnya.
Awalnya Sheila ragu. Namun ia tidak enak hati menolak kebaikan hati paman angkatnya itu. Jadilah Sheila tinggal dengan keluarga barunya. Sayangnya, kedatangan Sheila tidak disambut hangat oleh keluarga Haryanto. Ratna, istri Haryanto, menjadikan Sheila sebagai pembantu. Sedangkan Reza, putra sulung Haryanto, senang menggoda Sheila. Renny, adik Reza, apalagi. Ia selalu semena- mena terhadap Sheila.
Sheila hanya bisa pasrah. Ia baru bisa keluar dari rumah Haryanto saat Renny bersikap keterlaluan padanya. Gadis itu mengambil miniatur kotak piano Sheila yang merupakan kenangan satu- satunya yang Sheila punya dari Ibunya. Tentu saja Sheila keberatan. Namun Renny tetap ngotot. Merasa tidak senang, miniatur itu ia banting ke lantai hingga pecah. Sheila menjadi kalap. Ia mengambil botol tempat air minum lalu menghantamnya ke kepala Renny tapi yang kena malah kepala Reza.
Ratna yang marah besar lalu mengirim Sheila ke sebuah sekolah berasrama di Ciloto. Di sinilah awal hidup Sheila yang baru. Namun predikat sebagai anak pembunuh membuat ia kurang diterima. Ia hanya bersahabat dengan Wenny dan Tini, teman sekamarnya. Di sini jugalah Sheila mengenal Bram, yang kemudian menjadi pelindung sekaligus cinta pertamanya.
Bram adalah penghuni rumah di belakang asrama. Pria itu sebenarnya tampan, hanya saja di wajah bagian kirinya terdapat bekas luka dan kakinya timpang. Mungkin keadaan fisik Bram ini yang menjadikan dirinya tertutup. Namun ia berhati baik. Ia yang menampung Sheila ketika gadis itu tiba- tiba datang ke rumahnya saat ia akan ditangkap karena (lagi- lagi) menghantam kepala temannya dengan balok. Jadilah Sheila tinggal dengan Bram. Tugasnya membantu pekerjaan Kakek Eman mengurus rumah.
Kehadiran Sheila ternyata membuat hidup Bram lebih berwarna. Keduanya saling jatuh cinta. Namun hidup ini tidak mudah. Kenyataan yang terhampar jelas membuat mereka harus berpisah. Setelah berpisah dengan Bram, Sheila berusaha keras untuk bangkit. Berjuang untuk meraih impiannya.
Semuanya akan berlalu. Saat semuanya berlalu, semua ini akan tinggal kenangan, baik pahit maupun manis, dalam kehidupanmu. – hal. 174
Lima tahun berlalu dan begitu banyak hal yang berubah. Namun cinta Sheila kepada Bram akan selalu sama.  Tanpa disangka mereka bertemu kembali, dalam kondisi yang tidak mereka harapkan. Jalan hidup Sheila tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang harus ia hadapi. Mampukah ia menghadapi kerasnya hidup ini? Kala kenyataan lain mulai muncul, sanggupkah ia menerima dan memaafkan?
Huuaah. Berat sekali rasanya menjadi seorang Sheila. Kehidupannya terlalu menyedihkan. Dari kecil hingga dewasa, tidak banyak hal bahagia yang dilaluinya. Namun Tuhan selalu memberikan jalan terbaik. Ketika hidup ini berjalan begitu- begitu saja, kejutan lain muncul. Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai nantinya.
Membaca novel karya Mbak Agnes selalu memberikan suasana yang berbeda. Penempatan alur dan penyampaian cerita sangat pas, membuat pembaca tidak hanya mudah memahami cerita tapi juga dapat benar- benar menyatu dengan cerita.  Meski terkesan sangat ironis, penggalan- penggalan kejadian dalam novel ini membuat saya teringat kembali bahwa memang ada hal seperti itu.
Ada beberapa teman sesama pembaca novel yang bilang, “ending nya selalu tertebak”. Menurut saya sih memang iya, namun saya menikmati proses cerita di setiap novel Mbak Agnes. Menarik untuk terus diikuti dan tidak terasa membosankan.

Sinopsis :
Wajah Sheila berubah murung. “Bapak mau bilang karena saya anak pembunuh, kan? Saya punya sifat kejam dalam diri saya, makanya berkali- kali saya mendapat masalah.”
“Kamu memiliki banyak sifat istimewa. Kamu perhatian pada orang lain, kamu ingin sekali terlibat secara emosional dengan manusia lain. Singkatnya, kamu sensitif dan peduli terhadap orang lain. Tapi orang- orang dengan sifat seperti ini punya kelemahan.”
“Apa kelemahannya?”
“Jika orang lain kurang peduli terhadapnya, ia akan membenci orang itu.”
Sebuah miniatur piano menjadi kenangan terakhir Sheila akan ibunya. Ibunya meninggal karena dibunuh ayahnya sendiri dan sang ayah dipenjara. Tinggal Sheila sebatang kara, tanpa kasih sayang orang tua di usianya yang masih belia.
Uluran tangan dari saudara angkat ayahnya ternyata membawa kepahitan lain. Sheila dijadikan pembantu di tempat tinggalnya yang baru dan berulang kali dianiaya secara mental. Sikap keras gadis itu sering kali dikaitkan dengan latar belakangnya yang berayah pembunuh. Sheila merasa takut akan emosinya yang mudah sekali meledak sehingga menyerang orang- orang yang melukai harga dirinya.
Satu- satunya orang yang mengulurkan tangan tulus padanya hanyalah Bram, pria timpang yang memendam banyak kepahitan akibat kondisi fisiknya. Bisakah ikatan yang terjalin di antara mereka mengembalikan jiwa Sheila yang terluka dan merindukan ibunya?