Daftar Review

Tampilkan postingan dengan label Bukune. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bukune. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 April 2014

Barcelona Te Amo, Masih Ada Sketsa Rindu Untukmu

Judul               : Barcelona Te Amo
Pengarang       : Kireina Enno
Penerbit           : Bukune
Tebal               : 266 halaman
Sumber            : pinjam dari Mbak Lis
Sinopsis :
Tadinya, musim panas selalu muram.
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah, ketika waktu mendamba detik- detik yang hangat dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin ketika menepis uluran tangan laki- laki itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang La Rambla, angin menepi.
Sayap- sayapnya membawa Katya menari di antara pilar- pilar Gothic Quarter yang sunyi.
Membangkitkan rindu kepadanya, seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Di Placa de Catalunya, tempat merpati bercengkerama.
Ketika matahari menyinari Barcelona.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
Te amo,” pelan ucap Katya.
Akankah dia dengar?

Te amo siempre,
Kireina Enno

Review :
Katya kehilangan kedua orang tuanya sejak ia masih SD. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, Prana Hadiningrat. Katya disekolahkan di sekolah yang sama dengan Sandra, sepupunya yang juga adalah anak tunggal Prana. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Katya dikenal sebagai anak yang pandai dan berbakat. Sandra sangat sembrono dalam berbagai hal. Sandra kerap membuat masalah. Katya dan Evan lah yang selalu melindungi Sandra. Evan adalah sahabat mereka sejak SD. Mereka kenal karena saat liburan sama- sama mengunjungi nenek mereka di kota Malang.
Hingga ketiganya beranjak dewasa, masalah yang ditimbulkan Sandra semakin menjadi- jadi. Salah satunya ialah mengutil di mal. Biasanya Evan yang akan membayar barang- barang yang sudah dicuri oleh Sandra. Katya selalu menyimpan rapat kebiasaan buruk sepupunya itu, tidak ingin pamannya bersedih dan kecewa.
Ternyata persahabatan mereka memunculkan percik cinta. Katya dan Sandra sama- sama menyukai Evan. Katya yang selalu mengalah kepada Sandra juga melakukan hal yang sama kali ini. Ia rela memendam perasaannya demi kebahagiaan Sandra. Maka, setelah lulus SMA, ia menerima tawaran pamannya untuk kuliah di Barcelona, mendalami kemampuan seni lukisnya.
Katya menjadi sosok yang tertutup dan pendiam setibanya di Barcelona. Kesehariannya ialah bekerja di galeri milik Maria dan Isidro, pasangan suami istri teman Prana. Pasangan itu sangat baik terhadapnya. Katya juga memiliki seorang sahabat bernama Lucia yang sangat mengerti dirinya. Perlahan ia mulai menata hatinya dan berusaha untuk melupakan Evan. Ia masih berkomunikasi dengan Evan dan Sandra – sesekali – untuk mengetahui kabar mereka.
Suatu hari, saat Katya sedang di luar bersama Lucia, galeri Maria kedatangan tamu. Tamu itu meminta untuk bertemu Katya secara langsung karena telah melihat lukisan dandelion milik Katya. Katya yang mendapat telepon dari Maria bergegas kembali ke galeri. Saat Maria memperkenalkan tamu itu sebagai Manuel Estefan, Katya masih tidak menyadari bahwa Manuel adalah kurator terkenal di Eropa yang sering dibicarakan. Katya baru sadar setelah Manuel pulang.
Manuel mengajak Katya untuk ikut serta dalam pameran lukisan. Berbeda dengan respon pelukis lainnya, Katya malah menolak. Manuel terus menerus meyakinkan Katya bahwa gadis itu sangat berbakat dan Manuel akan membantunya untuk mendapatkan inspirasi melukis. Katya setengah jengkel pada Manuel karena pria itu selalu terkesan memaksa – dan dingin.
Baik hari Katya maupun Manuel berubah setelah perkenalan mereka. Manuel yang tidak lelah membujuk Katya dan Katya yang selalu menolak dan mengatakan bahwa ia tidak bisa. Namun Katya akhirnya setuju untuk ikut pameran.
Di tengah kehidupan Katya yang sudah mulai teratur, Sandra muncul. Katya sampai terkejut dan tidak menyangka bahwa sepupunya akan menyusulnya ke Barcelona. Hubungannya dengan Evan telah berakhir. Meski tidak menyukai Katya, Sandra tetap tinggal bersama sepupunya itu. Sandra langsung  tertarik pada Manuel saat pertama kali bertemu dengan kurator itu. Dengan pesonanya, Sandra akan memikat Manuel. Duh, kali ini Katya tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan sepupunya yang selalu berterus terang itu.
Masalah bertambah ketika Evan tiba di Barcelona. Bukan untuk menyusul Sandra, tetapi untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Katya. Sementara Katya sibuk mengkhawatirkan Sandra dan Manuel, Sandra seoleh tak peduli dan terus membuat masalah. Hingga akhirnya, bagaimana kejelasan hubungan keempatnya? Akankah Katya menerima Evan? Bagaimana dengan perasaannya terhadap Manuel yang sedikit banyak cemburu saat mengetahui kurator terkenal itu sering keluar bersama Sandra? Ikuti kisah selengkapnya dalam Barcelona Te Amo.
Placa de Catalunya. sumber : disini
Cinta dan persahabatan mendominasi isi cerita ini. Tidak seperti kebanyakan novel yang menceritakan kebersamaan tokoh dengan sahabatnya melulu,  novel ini memberi sedikit sentuhan berbeda dengan Katya yang mengalah dan memilih menyendiri.
Saya prihatin sekaligus kagum dengan Katya yang selalu saja ‘ditindas’ oleh Sandra dan sifatnya yang sangat sabar terhadap sepupunya itu. Sedangkan kalau melihat Sandra, bawaannya pasti emosi terus. Ini anak asli troublemaker banget. Sekali melihat saja pasti langsung tidak suka.
Mengikuti kisah ini menurut saya tidak mudah. Konfliknya tidak berat, hanya saja jadi sesak pas bacanya. Mungkin karena karakter Katya yang diciptakan penulis. Katya seolah memiliki dunianya sendiri, tertutup dan cenderung formal. Barulah saat semakin mendekati akhir cerita, saya kembali bersemangat. Tiga bintang untuk novel STPC yang satu ini. Teman- teman yang menyukai arsitektur dan seni Eropa boleh coba membaca novel ini, bakalan dibawa jalan- jalan sama Senor Estefan yang kece. He he.. Selamat membaca J

Sabtu, 25 Mei 2013

Benabook - Benazio Rizki


Judul             : Benabook
Pengarang  : Benazio Rizki
Penerbit       : Bukune
Tebal             : 284 halaman

Sinopsis :
Dibalik pohon, biasanya ada orang yang pipis, tapi dibalik “si pohon kribo” yang ini ada banyak ide. Ya, masa kecil Bena yang kuper, cupu, dan penakut membuatnya asyik dengan dunia sendiri – main internet, gadget, menulis, dan berteman dengan kucing. Tapi dari situlah, tumbuh ide- ide menjamur dalam kepalanya yang kribo.
Sekarang, setelah dikenal sebagai blogger, pembuat video, dan…”pohon berjalan”, Bena membagi kisahnya. Mulai dari cerita celana superpendek masa SD yang membuat ia jadi incaran om- om, masa pedekate dengan cewek cakep lewat internet, sampai pengalamannya tampil di depan umum untuk kali pertama.
BenaBook dikemas khas gaya Bena – santai, penuh permainan, dan ilustrasi yang unik.

Review :

Wah, cakep nih buku. Pertama kali waktu gue lihat buku ini di toko buku, gue belum tertarik untuk beli. Pas tahu kalau buku ini dapat respon yang bagus di Goodreads dan media lainnya, akhirnya gue tertarik untuk membeli buku ini. dan taraaa…..buku ini akhirnya gue beli dengan budget pas- pasan tapi maksa dan selesai dibaca dalam waktu singkat.

Bena saat terserang virus alay
Bukunya? Keren bo! Gambarnya unyu- unyu. Banyak tapi seimbang dengan tulisan yang ada di dalamnya. Merah, hitam, dan putih menjadi warna dominan di buku ini. Plus dengan pembatas bukunya yang nggak kalah unyu, berbentuk kacamata si kribo. Soal fisik buku ini, puas deh.

Isinya? Seperti judulnya, buku ini menceritakan tentang kehidupan Bena dari sebelum ia dilahirkan hingga kribo seperti sekarang, kribonisasi namanya. Penuturannya lincah dengan bahasa yang khas anak muda banget yang gue jamin elo bakalan suka. Mengikuti kisah hidup Bena juga membuat gue ikut bernostalgia tentang masa kecil gue.

Bena yang kuper akhirnya menemukan temannya. Dalam kesendiriannya ia menemukan dunia barunya. Bena menjadi techno lover. Ia mulai suka sama gadget, mulai berkenalan dengan software- software komputer dan juga jejaring sosial. Buat temen- temen yang penasaran sama Bena, temen- temen bisa berkunjung ke blognya di benablog.com ataupun melalui akun Twitter nya di @benakribo.
pembatas bukunya yang nggak kalah unyu

Meski kuper, gini- gini Bena juga punya kisah cinta yang tak lekang oleh waktu lho *halaaa* Sejak duduk di bangku sekolah, Bena lancar mengeluarkan aksi pedekate yang sayangnya selalu berujung pada penolakan. Namun ia tidak patah semangat. Hidup tetap berjalan, cuy. Yang unik adalah gaya Bena menggunakan nama gebetan dan mantannya.  Ada Bunga (yang ini masih oke), Cherry (yang ini juga), Sawi (bah, lari ke sayur), Kismis (no komen dah), Singkong (ini mantannya Bena yang paling brutal), Kangkung (asli ilustrasinya bikin ngakak), hingga Bombay.

Biar ngakak- ngakak gini, Bena tak lupa menyisipkan sepatah- dua patah kata untuk memotivasi para pembaca. Ini dia beberapa quote- quote dari Benabook :
BANYAK ORANG YANG MENYEPELEKAN SEBUAH MIMPI.
Padahal, berawal dari sebuah mimpi, kita bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuan hidup kita. Kalo kita bisa memimpikannya, berarti kita bisa mewujudkannya. Tinggal gimana kita ngeyakinin diri sendiri dan nikmatin proses yang ada. (hal. 247)

Tanpa orang tua kita, kita tidak akan pernah terlahir ke muka bumi ini.
Tanpa orang tua kita, kita mungkin tidak akan bisa menikmati kehidupan seperti sekarang ini.
Dan;
Tanpa ridho orang tua kita, kita tidak akan bisa menjadi siapa- siapa. Karena ridho Tuhan, adalah ridho orang tua kita.
Dari semua yang terjadi di dunia ini, ada satu hal yang nggak bisa kita hindari. Takdir. Hanya Tuhan yang mengatur semua itu. Kita sebagai manusia jangan pernah berhenti bersyukur dan berdoa kepada-Nya. Sayangi dan cintai orang- orang terdekat kita selama mereka masih ada. Bersyukur atas apa yang kita punya, dan ucapkanlah keinginan kita kepada Tuhan dalam setiap doa kita. Yakinlah, bahwa Tuhan akan membalas kita dengan salah satu dari tiga jawaban ini :
Ya.
Ya, tapi belum saatnya.
Aku punya rencana lain untukmu.
TIDAK PERNAH ADA KATA ‘TIDAK’. (hal. 254)

Lalu…….emm…..baca sendiri dan temukan gambar- gambar lucu yang menggelitik di dalam Benabook ya.

Bukunya oke, cocok sama teman- teman yang belum terbiasa baca novel, apalagi tentang kisah hidup seseorang, Benabook menyajikannya secara berbeda. Isinya juga ringan, tidak seberat bukunya.

Salah satu yang membuat saya suka buku ini adalah kolom yang berisikan nama- nama mereka yang berjasa dalam proses ‘kelahiran’ buku ini di bagian Behind Benabook. Tentunya ini merupakan apresiasi tersendiri bagi mereka yang telah bekerja keras dalam menuangkan ide- ide kreatif semuanya.



Buku ini gue rekomendasikan bagi teman- teman, cocok untuk semua umur. He he.. Selamat membaca :)