Pengarang : Karla M. Nashar
Penerbit : Gagasmedia
Tebal :
278 halaman
Sinopsis :
Seketika itu
juga ia menyesal telah bertanya. Ia menyesalinya karena – entah mengapa – ia bertanya
dengan nada dan tatapan yang biasa ia gunakan jika ingin menarik perhatian
seorang pria. Astaga! Pasti sekarang Uben mengira ia sedang menggodanya. Seorang
pengacara menggoda penjaga ladang? Dimana logikanya?
Cinta
atau nafsu – perang yang dihadapi Adinda ketika bertemu Uben. Fakta bahwa
Adinda adalah pengacara ibukota dan Uben yang hanya seorang penjaga ladang
harusnya cukup mengembalikan akal sehatnya. Yang terjadi justru sebaliknya. Laki-
laki itu mampu membuatnya merelakan hidupnya berubah total. Namun, saat Adinda
benar- benar memercayakan hatinya di tangan laki- laki itu, sebuah kebenaran
muncul dan menampar telak semua yang diyakininya selama ini. Masih tersisakah ruang
di hatinya untuk Uben setelah mengetahui siapa lelaki itu sebenarnya?
Review :
Adinda,
Melly, Irish, dan Olly sudah lama bersahabat. Jika waktu memungkinkan, mereka
selalu menyempatkan diri untuk berkumpul, bergosip ria membahas keseharian
mereka dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada teman mereka. Salah satu
topik gosip yang paling sering dibahas ialah mengenai pria. Sama seperti
sahabatnya yang lain, Adinda memiliki kriteria dalam memilih pasangan hidup. Ia
tidak boleh jatuh cinta pada pria yang salah.
Suatu
hari saat hendak mengunjungi anak kliennya di sekitar Lembang, mobil Adinda
mogok. Tidak ada sinyal disana. Rumah juga tidak ada. Yang ada hanya ladang
yang terhampar indah.
Saat
itulah seorang anak lewat dengan kudanya. Adinda meminta anak itu untuk
membawanya ke rumah terdekat. Anak itu hanya mengangguk. Setelah menempuh
perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba di rumah Bu Entin, ibunya anak
itu.
Adinda
menceritakan perihal mobilnya yang mogok. Hanya satu orang yang mengerti
tentang mesin di rumah itu, Kang Uben. Adinda ingin mobilnya cepat diperbaiki, tanpa
segan menawar jasa Uben dengan uang. Uben jadi kesal. Ia bukan pria yang
memandang uang sebagai segalanya.
Uben
tidak pernah bersikap ramah kepada Adinda. Adinda juga kesal karena mobilnya tidak
bisa segera diperbaiki. Ditambah dengan musim panen yang membuat Uben sibuk,
tidak ada prioritas bagi mobil Adinda. Bahkan, Uben mengancam tidak akan
membantu Adinda jika wanita itu tidak turut membantu di ladangnya.
Emosi
Adinda memuncak. Namun ia sadar ia tidak bisa berbuat apa- apa. Hanya Uben yang
bisa menolongnya. Tapi Adinda juga tidak bisa sesabar itu. Adu mulut di antara
keduanya sering terjadi. Tanpa disadari, pertengakaran mereka telah menumbuhkan
benih- benih cinta di antara keduanya.
Awalnya
mereka mengelak akan perasaan masing- masing. Adinda bingung karena ia telah
jatuh cinta pada seorang penjaga ladang. Bagaimana jika teman- temannya tahu? Tapi
ia yakin perasaannya terhadap Uben tidak main- main. Maka atas nama cinta,
Adinda meninggalkan segalanya yang ia miliki di Jakarta demi menyusul Uben.
Ketika
Adinda merasa hidupnya begitu bahagia, kenyataan terungkap. Ia menganggap Uben
telah menipunya. Benarkah demikian? Apa alasan Uben dibalik itu semua? Ikuti kisah
mereka dalam novel Forever Yours.
Forever
Yours adalah novel ketiga Mbak Karla yang saya baca. Sebelumnya saya selalu
suka dengan karakter- karakter yang diciptakan dan cerita yang dibangun oleh
Mbak Karla. Namun di novel ini saya tidak menemukan greget yang sama saat
membaca kedua novel sebelumnya (Bellamore dan Ti Amo, Tia Amoria). Rasanya lewat
begitu saja. Entah karena alur cerita yang mudah ditebak atau…mungkin saya
sudah terhipnotis kali ya sama Marco Dante dan Fabian. ha ha..
Tapi saya tetap menunggu kok buat baca novel
Mbak Karla yang lain. Target selanjutnya baca serial Hocus Pocus. *kode wishlist*
entah kenapa aku juga nggak terlalu suka sama forever yours, padahal mbak karla ini penulis favorit ku :) mau pinjem serial hocus pocus ku? *wink*
BalasHapus*jadi ingat ini buku yang hampir bersamaan kita selesaiin baca ya.. kapan2 baca bareng yuks.. hahaha
iyaahh..berarti kita sehati ya..wkwkwk.....
Hapusjgn ditanya lagi, pasti mau....aku masih setia kok baca karya Mbak Karla..hehehe....
iya ya, selang waktunya ga nyampe sehari..boleh tuh..kaan" kita buat acara baca bareng..heheh..