Daftar Review

Sabtu, 03 November 2012

Three Weddings and Jane Austen - Prima Santika


TWAJA



Judul               : Three Weddings and Jane Austen
Pengarang       : Prima Santika
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal               : 464 halaman

Sinopsis :
Tak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu daripada melihat anak gadisnya menikah dengan pria baik yang dicintainya.
Seperti memiliki pajangan kristal yang indah dan sangat mahal, memiliki anak gadis dewasa yang belum menikah rasanya selalu dalam kebimbangan. Kalau dipajang, takut dicuri orang. Tapi kalau hanya disimpan, takut tak ada yang tahu. Dan jangan sampai pecah atau hilang, karena kebahagiaan hakiki seorang wanita setelah menjadi ibu adalah menjadi nenek bagi para cucunya.
Ibu Sri memiliki tiga gadis yang belum juga menikah di usia matang mereka. Emma 35 tahun, Meri 30 tahun, dan Lisa 29 tahun. Dia sangat menyukai novel- novel karya Jane Austen dan berpendapat semua masalah percintaan anak- anaknya dapat mengambil suri tauladan yang tersirat dalam novel- novel itu. Namun seperti nasib kebanyakan gadis lajang, cinta tak selalu bersatu dan jodoh tak ada yang tahu. Kini Ibu Sri tak bisa hanya menasihati. Dia harus melakukan sesuatu untuk menolong gadis- gadisnya. Mereka harus melalui derita penyesalan, memaknai kejadian, mengubah keyakinan, dan mengikhlaskan harapan, berharap bahagia akan muncul dalam bentuk pernikahan. dan buku Jane Austen pun hadir memperlancar proses pendewasaan.

Review :
Emma, Meri, dan Lisa. Ketiga wanita ini tengah meresahkan sang ibunda. Pasalnya mereka belum menikah di usia mereka yang sudah cukup untuk berumah tangga. Masing- masing memiliki problem percintaan mereka.

Emma, si sulung yang rajin dijodohkan oleh Ibu Sri, ibunya, tetapi tidak juga menemukan pasangan yang cocok. Ketika masa lalunya dengan Adit sudah berhasil dipendam, Emma kembali dijodohkan. Namun tidak ada yang nempel. Pernah sekali ibunya menjodohkannya dengan salah satu dokter THT, dokter Joko namanya, Emma sempat tertarik. Namun kenyataan (lagi- lagi) berkata lain. Kali lainnya ia dijodohkan dengan seorang dokter dan ketika Emma sudah siap, dokter itu malah tidak memberikan respon seperti yang diharapkan Emma. Emma pasrah. Jodoh? Memangnya ada jodoh buatku? pikir Emma. Benarkah jodoh tidak akan menghampiri Emma?

Meri, putri kedua Ibu Sri ini sebenarnya sudah memiliki kekasih. Namun di tengah datarnya hubungan Meri dengan Bimo, muncullah Erik. Erik dengan cepat mengisi salah satu sudut di hati Meri. Mereka berselingkuh. Saat hendak mengakhiri semuanya dengan Erik, Bimo menangkap basah Meri yang tengah menangis dalam pelukan Erik. Dan berakhir lah segalanya. Bimo memutuskan hubungan mereka saat itu juga. Semuanya telah terlambat saat Meri menyadari bahwa hanya Bimo yang ia cintai. Ketika berlibur di Bali, Meri berniat untuk mencari teman baru yang barangkali bisa ia jadikan pacar. Namun semudah itukah menemukan cinta yang benar- benar tulus hanya dalam waktu sehari?

Lisa, si bungsu ini belum pernah berpacaran hingga usianya sudah 29. Terlalu tinggi standar yang ia pasang. Pria- pria yang mendekatinya selalu ia tolak. Namun ada satu nama yang selalu mengisi hatinya sejak SMA, Deni. Lisa harus kecewa ketika Deni, yang saat itu masih SMA, pacaran dengan sahabatnya, Amel. Tetapi hubungan mereka tak bertahan lama karena Deni harus pindah ke Amerika. Bertahun- tahun lamanya Lisa tidak pernah bertemu lagi dengan Deni. Suatu hari Deni muncul di hadapan Lisa. Rasa itu kembali muncul. Sayangnya hubungan mereka tidak mengalami kemajuan. Lisa sendiri lagi. Pria yang paling dekat dengannya hanya sahabatnya, Geri. Geri pun sama. Ia tidak cocok dengan wanita manapun dan kemanapun ia pergi, Lisa lah yang selalu ada di dekatnya. Ketika keduanya mencoba untuk merenggangkan hubungan, ada rasa kesepian yang menyusup. Apakah itu hanya perasaan yang wajar sebagai sahabat ?


Three Weddings and Jane Austen dikemas dengan apik oleh Mas Prima. Semuanya pas pada tempatnya. Dari sudut pandang, pengarang membaginya menjadi empat, yaitu oleh Ibu Sri, Emma, Meri, dan Lisa. Disini pembaca dapat mengenal setiap tokoh dengan baik. Namun dari cara mendeskripsikan ketiga putri Ibu Sri ini, gayanya sama. Tidak dibedakan gaya bahasa yang menunjukkan ciri mereka. Tapi tenang saja, semua itu tertutupi dengan detil yang cukup mengenai karakter masing- masing tokoh sehingga tidak menjadi masalah besar.

Satu hal yang (sedikit) mengganggu saya ialah nama tokoh yang berubah- ubah alias tidak konsisten. Geri sebentar- sebentar menjadi Gery. Deni menjadi Denny. Padahal Geri itu salah satu tokoh favorit saya lho, Mas. He he..

Penulis juga menyisipkan quote-quote dari novel Jane Austen di setiap pergantian bagian penokohannya. Andai saja saya sudah pernah membaca novel Jane Austen, saya akan lebih menikmati ceritanya karena dalam novel ini Ibu Sri selalu membantu anak- anaknya memecahkan masalah percintaan mereka dari kisah di novel Jane Austen. Bahkan sang ibu juga menyuruh anak- anaknya untuk membaca novel itu. Dan ternyata kisah- kisah yang dialami oleh para tokoh dalam novel Jane Austen mampu memberi pengaruh pada kehidupan percintaan putri- putri Ibu Sri. Bagaimana caranya agar keinginan terbesar Ibu Sri bisa terwujud? Baca selengkapnya di Three Weddings and Jane Austen.



Secara keseluruhan novel ini menarik untuk dibaca, tidak capek membacanya meskipun tebal. Gaya penulisannya yang rapi namun tetap tidak terkesan berat. Overall saya suka novel perdana dari Mas Prima ini. Plus terima kasih karena sudah mengadakan giveaway berhadiah novel Mas. Ditunggu novel selanjutnya ya, Mas :)

3 komentar:

  1. huaaa udah ada reviewnya, ak belum buat nih, masih ngantri sama yg lain, hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kepikiran terus klo blum bt reviewnya..santai aja Mbak, satu" dibuat reviewnya..heheh..tp nvl ini oke lho..*apalagigratis hihi..

      Hapus
  2. Permisiii...mau nawarin novel bekasnya "Three Weddings and Jane Austen", yang minat silahkan mampir ke link ini yaa...http://www.aksiku.com/2014/10/jual-novel-three-weddings-and-jane.html

    Trims banyak min.

    BalasHapus