Judul : Three Weddings and Jane Austen
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
464 halaman
Sinopsis :
Tak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu daripada
melihat anak gadisnya menikah dengan pria baik yang dicintainya.
Seperti memiliki pajangan kristal yang indah dan sangat
mahal, memiliki anak gadis dewasa yang belum menikah rasanya selalu dalam
kebimbangan. Kalau dipajang, takut dicuri orang. Tapi kalau hanya disimpan,
takut tak ada yang tahu. Dan jangan sampai pecah atau hilang, karena
kebahagiaan hakiki seorang wanita setelah menjadi ibu adalah menjadi nenek bagi
para cucunya.
Ibu Sri memiliki tiga gadis yang belum juga menikah di usia
matang mereka. Emma 35 tahun, Meri 30 tahun, dan Lisa 29 tahun. Dia sangat
menyukai novel- novel karya Jane Austen dan berpendapat semua masalah
percintaan anak- anaknya dapat mengambil suri tauladan yang tersirat dalam
novel- novel itu. Namun seperti nasib kebanyakan gadis lajang, cinta tak selalu
bersatu dan jodoh tak ada yang tahu. Kini Ibu Sri tak bisa hanya menasihati.
Dia harus melakukan sesuatu untuk menolong gadis- gadisnya. Mereka harus
melalui derita penyesalan, memaknai kejadian, mengubah keyakinan, dan
mengikhlaskan harapan, berharap bahagia akan muncul dalam bentuk pernikahan.
dan buku Jane Austen pun hadir memperlancar proses pendewasaan.
Review :
Emma, Meri, dan Lisa.
Ketiga wanita ini tengah meresahkan sang ibunda. Pasalnya mereka belum menikah
di usia mereka yang sudah cukup untuk berumah tangga. Masing- masing memiliki problem percintaan mereka.
Emma,
si sulung yang rajin dijodohkan oleh Ibu Sri, ibunya, tetapi tidak juga
menemukan pasangan yang cocok. Ketika masa lalunya dengan Adit sudah berhasil
dipendam, Emma kembali dijodohkan. Namun tidak ada yang nempel. Pernah sekali
ibunya menjodohkannya dengan salah satu dokter THT, dokter Joko namanya, Emma
sempat tertarik. Namun kenyataan (lagi- lagi) berkata lain. Kali lainnya ia
dijodohkan dengan seorang dokter dan ketika Emma sudah siap, dokter itu malah
tidak memberikan respon seperti yang diharapkan Emma. Emma pasrah. Jodoh? Memangnya ada jodoh buatku? pikir
Emma. Benarkah jodoh tidak akan menghampiri Emma?
Meri,
putri kedua Ibu Sri ini sebenarnya sudah memiliki kekasih. Namun di tengah
datarnya hubungan Meri dengan Bimo, muncullah Erik. Erik dengan cepat mengisi
salah satu sudut di hati Meri. Mereka berselingkuh. Saat hendak mengakhiri
semuanya dengan Erik, Bimo menangkap basah Meri yang tengah menangis dalam
pelukan Erik. Dan berakhir lah segalanya. Bimo memutuskan hubungan mereka saat
itu juga. Semuanya telah terlambat saat Meri menyadari bahwa hanya Bimo yang ia
cintai. Ketika berlibur di Bali, Meri berniat untuk mencari teman baru yang
barangkali bisa ia jadikan pacar. Namun semudah itukah menemukan cinta yang
benar- benar tulus hanya dalam waktu sehari?
Lisa,
si bungsu ini belum pernah berpacaran hingga usianya sudah 29. Terlalu tinggi
standar yang ia pasang. Pria- pria yang mendekatinya selalu ia tolak. Namun ada
satu nama yang selalu mengisi hatinya sejak SMA, Deni. Lisa harus kecewa ketika
Deni, yang saat itu masih SMA, pacaran dengan sahabatnya, Amel. Tetapi hubungan
mereka tak bertahan lama karena Deni harus pindah ke Amerika. Bertahun- tahun
lamanya Lisa tidak pernah bertemu lagi dengan Deni. Suatu hari Deni muncul di
hadapan Lisa. Rasa itu kembali muncul. Sayangnya hubungan mereka tidak
mengalami kemajuan. Lisa sendiri lagi. Pria yang paling dekat dengannya hanya
sahabatnya, Geri. Geri pun sama. Ia tidak cocok dengan wanita manapun dan
kemanapun ia pergi, Lisa lah yang selalu ada di dekatnya. Ketika keduanya
mencoba untuk merenggangkan hubungan, ada rasa kesepian yang menyusup. Apakah itu
hanya perasaan yang wajar sebagai sahabat ?
Three Weddings and Jane
Austen dikemas dengan apik oleh Mas Prima. Semuanya pas pada tempatnya. Dari sudut
pandang, pengarang membaginya menjadi empat, yaitu oleh Ibu Sri, Emma, Meri,
dan Lisa. Disini pembaca dapat mengenal setiap tokoh dengan baik. Namun dari
cara mendeskripsikan ketiga putri Ibu Sri ini, gayanya sama. Tidak dibedakan
gaya bahasa yang menunjukkan ciri mereka. Tapi tenang saja, semua itu tertutupi
dengan detil yang cukup mengenai karakter masing- masing tokoh sehingga tidak
menjadi masalah besar.
Satu hal yang (sedikit)
mengganggu saya ialah nama tokoh yang berubah- ubah alias tidak konsisten. Geri
sebentar- sebentar menjadi Gery. Deni menjadi Denny. Padahal Geri itu salah
satu tokoh favorit saya lho, Mas. He he..
Penulis juga
menyisipkan quote-quote dari novel
Jane Austen di setiap pergantian bagian penokohannya. Andai saja saya sudah
pernah membaca novel Jane Austen, saya akan lebih menikmati ceritanya karena
dalam novel ini Ibu Sri selalu membantu anak- anaknya memecahkan masalah
percintaan mereka dari kisah di novel Jane Austen. Bahkan sang ibu juga
menyuruh anak- anaknya untuk membaca novel itu. Dan ternyata kisah- kisah yang
dialami oleh para tokoh dalam novel Jane Austen mampu memberi pengaruh pada
kehidupan percintaan putri- putri Ibu Sri. Bagaimana caranya agar keinginan
terbesar Ibu Sri bisa terwujud? Baca selengkapnya di Three Weddings and Jane
Austen.
Secara keseluruhan novel ini menarik untuk dibaca,
tidak capek membacanya meskipun tebal. Gaya penulisannya yang rapi namun tetap
tidak terkesan berat. Overall saya
suka novel perdana dari Mas Prima ini. Plus terima kasih karena sudah mengadakan giveaway berhadiah novel Mas. Ditunggu novel selanjutnya ya, Mas :)
huaaa udah ada reviewnya, ak belum buat nih, masih ngantri sama yg lain, hiks
BalasHapusIya, kepikiran terus klo blum bt reviewnya..santai aja Mbak, satu" dibuat reviewnya..heheh..tp nvl ini oke lho..*apalagigratis hihi..
HapusPermisiii...mau nawarin novel bekasnya "Three Weddings and Jane Austen", yang minat silahkan mampir ke link ini yaa...http://www.aksiku.com/2014/10/jual-novel-three-weddings-and-jane.html
BalasHapusTrims banyak min.