Pengarang :
Dahlian dan Gielda Lafita
Penerbit :
GagasMedia
Tebal :
360 halaman
Sinopsis
:
Dan, suatu hari, kita bertemu lagi. Waktu
berbeda, situasi yang berbeda juga. Kalaupun ada yang tak berubah, hanyalah
perasaanku kepadamu. Aku masih tak punya alasan untuk membalas perasaanmu.
Namun, kau terlalu keras kepala untuk
mengakui ketidakcocokan kita. Kau berjudi dengan perasaan, seolah tak khawatir
sewaktu- waktu aku bisa menyakitimu. Kau menjanjikan cinta dan aku malah menertawakanmu.
Akhirnya, kau berhenti – menyerah atau balik
membenciku, aku sendiri tidak tahu. Aku mencoba menghibur diri, berpikir kalau
tanpamu aku pasti baik- baik saja. Tetapi, kenapa dadaku sesak saat melihat
punggungmu pelan- pelan menjauh? Apakah ini artinya aku harus balik mengejarmu?
Review
:
Athea dipertemukan kembali dengan Roy, mantan
kekasihnya di SMA yang pernah menyakiti hatinya. Athea tidak menyangka ia akan
menjadi sekretaris Roy Kerthajaya. Meski enggan, Athea tidak punya pilihan lain
karena ia memang sangat membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan Gilang,
anaknya, dan adiknya yang bernama Rangga yang sedang kuliah. Suaminya, Aditya,
telah meninggal karena kecelakaan.
Nelson sangat baik terhadap Athea dan Gilang.
Ia mencintai Athea namun Athea mengira kebaikan Nelson hanyalah sebatas
kebaikan seorang sahabat. Rasa cemburu melihat Roy yang juga memerhatikan Athea
membuat keduanya sepakat untuk bertaruh, siapa yang akan dipilih oleh Athea.
Dalam misinya itu, Roy menjadi pria yang
lebih romantis. Awalnya Athea tidak percaya. Bagaimanapun juga Roy adalah
seorang playboy yang bisa dekat
dengan wanita manapun yang ia suka. Namun Athea luluh juga. Ia tidak bisa
membenci Roy. Ia mencintai pria itu. Terlebih dilihatnya Roy bisa menerima
Gilang.
Saat Athea memberanikan diri mengungkapkan
isi hatinya pada Roy, pria itu malah bersikap dingin padanya dan
menghindarinya. Akhirnya Roy mengaku bahwa ia dan Nelson bertaruh. Athea
kembali terpuruk, menyadari kebaikan dua pria yang hanya mempermainkan perasaannya.
Nelson yang takut kehilangan Athea mencoba
menjelaskan kepada Athea alasan ia taruhan dengan Roy. Setelah Athea bisa
menerima penjelasan Nelson, pria itu kembali melamar Athea dan Athea
menerimanya. Athea akan mencoba untuk mencintai Nelson.
Di sisi lain, mendengar Athea dan Nelson akan
bertunangan membuat Roy kaget. Ia sadar ia mencintai Athea. Kini ia sungguh-
sungguh. Ia akan berusaha mendapatkan Athea kembali. Apakah Roy akan berhasil
setelah ia menyakiti perasaan Athea yang begitu tulus mencintainya? Ikuti kisah
mereka dalam After Office Hours.
©
Dahlian merupakan salah satu pengarang
favorit saya dan saya selalu menikmati kisah- kisah yang dituangkannya baik
dalam bentuk novel ataupun novella. Dan ekspektasi saya sepertinya terlalu
tinggi. Ceritanya sebenarnya bagus, hanya saja ada beberapa bagian yang membuat
saya menjadi kurang nyaman saat membaca buku ini.
Pertama, terlalu banyak pengulangan (menurut
saya) mengenai Athea yang merasa mengkianati almarhum suaminya yang meninggal
setahun yang lalu. Kemudian ada juga deskripsi wajah Athea yang berbentuk hati
yang cukup sering diulang.
Kedua, typo
yang cukup mengganggu.
Ketiga, bagian awal yang kurang konsisten
menurut saya sehingga saya jadi bingung. Seperti perbedaan waktu ‘belasan tahun
lalu’ dan ‘lima tahun yang lalu’ yang terdapat di halaman 18 ini :
Hati
Athea miris. Perutnya bergolak. Ia tak pernah mengira, kejadian belasan tahun
lalu ternyata masih begitu membekas di hatinya. Ternyata, lukanya tak pernah
sembuh. Luka….
Lima
tahun yang lalu, Athea hanyalah seorang gadis lugu. Siswi pindahan dari
Semarang yang….
Itu saja review
dari saya. Tetap menantikan karya mereka selanjutnya (next to read : STPC Casablanca :D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar