Pengarang : Agnes Jessica
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
Sinopsis :
Sebelum keluar dari pintu, Cadenza
menjawab, “Kupikir aku bisa memperoleh seorang istri idaman, pilihan ibuku.
Siapa sangka yang kudapatkan wanita bekas pria lain!” Kiara melemparkan
pajangan di tangannya, tapi pintu keburu tertutup, dan patung itu pecah
berkeping- keping, terbentur kayu pintu yang tebal.
Karena ayahnya berutang budi pada
keluarga angkatnya, Kiara terpaksa menikah dengan Cadenza. Padahal ia telah
memiliki kekasih – begitu pula Cadenza. Namun demi baktinya pada orangtua,
Kiara menerima perjodohan ini. Kiara sangat mencintai ayah-ibunya, karena itu
sesulit apa pun, ia bertekad mengusahakan agar pernikahan yang tak diinginkannya
ini terasa menyenangkan.
Namun bila segala upaya telah
diusahakan, hubungannya dengan Cadenza tetap saja tidak berjalan lancar, apa
lagi yang harus dilakukannya? Apakah ia harus kembali ke Aldi yang telah
dikhianatinya, sementara Cadenza juga kembali kepada gadis yang dicintainya?
Di tengah kegamangannya, Kiara
menyadari bahwa ia jatuh cinta pada Cadenza. Ia sangat galau ketika Cadenza
memutuskan untuk mengakhiri pernikahan aneh ini, apalagi ibunya – yang
menjodohkan mereka – telah meninggal. Padahal, selain mulai jatuh cinta pada
suaminya, Kiara merasakan sedikit guna dirinya saat ia mencoba menyembuhkan
Charles – kakak iparnya – yang tampan tapi menderita gangguan jiwa.
Review
:
Kiara terpaksa
menerima perjodohan oleh orangtuanya dan berpisah dengan Aldi, kekasihnya
selama tiga tahun ini dengan berat hati. Meski begitu, Aldi yang terlihat
sangat mencintai Kiara tidak menentang keputusan Kiara. Ia hanya berpesan jika
Kiara tidak bahagia setelah menikah, Kiara bisa kembali padanya.
Ø
Cadenza, yang biasa
dipanggil Denny, merupakan tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.
Kini ibunya tengah berjuang melawan kanker rahim yang tengah dideritanya.
Keinginan Mirna, Ibu Denny, ialah melihat Denny menikah sebelum beliau
meninggal. Jodoh mempertemukan orangtua Kiara dengan Mirna.
Demi menebus
kesalahannya di masa lalu, Ayah Kiara bersedia mengabulkan permintaan Mirna,
kakak angkatnya. Pernikahan direncanakan sebulan setelah kesepakatan itu.
Sehari sebelum
pernikahan, Kiara datang ke rumah Tante Mirna untuk bertemu dengan Denny, calon
suaminya. Namun Denny sedang tidak berada di rumah dan terkesan acuh saat
mendengar kabar bahwa Kiara sedang menunggu di rumahnya.
Keduanya baru
saling bertemu untuk kali pertama pada hari pernikahan mereka. Kiara merasa
tertekan mengingat Denny yang sama sekali tidak peduli padanya. Mereka bahkan
tidak tidur satu kamar. Berbicara pun hampir tidak pernah.
Di tengah
kebosanannya tinggal di rumah Denny, Kiara menemukan aktivitas baru. Berbekal
pendidikan psikologi yang dimilikinya, Kiara mencoba menyembuhkan Charles,
kakak Denny yang menderita depresi selama enam belas tahun. Awal pengobatannya
tidak menunjukkan hasil yang berarti. Saat bertemu dengan Aldi, pria itu
bersedia membantu. Kiara menerima bantuan itu. denny tampak tidak senang, namun
ia biarkan.
Saat kondisi
Charles mulai mulai menunjukkan perkembangan, mereka mencoba memancing respon
Charles dengan menggali masa lalunya. Oleh karena itu mereka perlu foto Diah,
wanita yang sangat dicintai oleh Charles. Pencarian itu membawa mereka pada
kenyataan bahwa Diah masih hidup. Diah sangat mencintai Charles. Ia juga ikut
ke Jakarta untuk merawat Charles.
Setelah melalui
pertimbangan, terapi terhadap Charles dihentikan. Kini tidak ada lagi yang bisa
dilakukan Kiara. Tidak ada lagi alasan baginya untuk tetap tinggal bersama
Denny. Denny juga memutuskan agar mereka bercerai setelah enam bulan pernikahan
mereka.
Kiara sedih
karena ia telah mencintai suaminya. Hingga hari itu tiba, sanggupkah Kiara
mengucap selamat tinggal pada suami yang tidak mencintainya itu?
Ø
Saya menyukai
konsep cerita ini. Di setiap awal bab juga disisipkan penggalan kisah 1001
malam. Tapi saya merasa ada yang kurang saat novel ini selesai saya baca (ini
menurut saya ya). Interaksi antara Denny dengan Kiara tidak terlalu tampak. Ada
tetapi sedikit. Saya merasa cerita didominasi oleh masa lalu Charles dan
pengobatan Charles sehingga saat di bagian ending,
tahu tahu sudah selesai ceritanya.
Namun novel Mbak
Agnes Jessica tetap khas dan menarik untuk diikuti karena selalu ada
permasalahan hidup yang tanpa kita sadari sebenarnya terjadi dalam kehidupan
sehari- hari dan oleh Mbak Agnes dapat dilihat dari sudut pandang yang positif.
Bagi teman- teman yang
ingin membaca tapi sudah kesulitan menemukan buku edisi lamanya, kalau tidak
salah saya pernah melihat cetakan barunya (tapi beda penerbit) di toko buku. Selamat
membaca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar