Pengarang :
Rina Suryakusuma
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 280 halaman
Sinopsis:
Hidup identik dengan kesulitan. Paling tidak,
itulah yang dialami Ami Siswoyo. Gadis cantik, single, muda, tapi dari keluarga kurang mampu. Ami terpaksa putus
kuliah di tengah jalan, bekerja jadi pelayan kafe, dilecehkan dan ditawar-
tawar orang seperti barang. Memuakkan!
Hanya satu hal yang memberi Ami kekuatan
untuk tetap bermimpi dan bisa mengubah nasib, yaitu kartu- kartu pos kiriman
almarhum ayahnya yang meninggal di tahun terakhir studi di Jerman.
Sampai pada satu kesempatan, Ami bekerja
sebagai pelayan di tempat Joshua Leinard. Pria bule berusia 44 tahun yang
peduli padanya ketika semua orang menyudutkannya. Pria yang mencintainya tanpa
pamrih dan memberinya kebahagiaan tanpa batas.
Dan hidup Ami berubah!
Hanya saja, mampukah mereka bertahan dari
sejuta rintangan? Mereka hidup di dua dunia yang berbeda. Sanggupkah mereka
membangun jembatan untuk menyatukan cinta mereka?
Review
:
Menjadi gadis
cantik tapi miskin tidaklah mudah bagi Ami. Ia sering dipandang sebelah mata
oleh orang- orang di sekitarnya, terutama mereka yang merasa berkuasa, juga
dianggap sebagai gadis yang bukan- bukan. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Ami adalah gadis cerdas dengan harga diri yang tinggi. Sayangnya ia mengalami
kesulitan finansial setelah ayahnya meninggal sehingga ia harus berhenti kuliah
dan bekerja demi meringankan beban ibunya.
Awal derita
Ami dimulai ketika ia bertemu dengan pelanggan nakal di Lamborghini café,
tempatnya bekerja. Ia melawan pelanggan tersebut dan manajernya tidak
membelanya, malah memecatnya. Jadilah Ami pengangguran. Padahal ia masih harus
membiayai ujian Fia, adik perempuan satu- satunya.
Di tengah
cobaan itu, Lusi, sahabat baik Ami, menawarinya untuk ikut interview di salah satu hotel berbintang di Jakarta yang baru
dibuka. Meski awalnya menolak, Ami akhirnya setuju untuk mencoba. Dan hal yang
sama kembali dialami Ami saat wawancara kerja. Ia kembali dilecehkan oleh
Asisten Manajer SDM di Hotel Grand Castella. Ami menolak tawaran beliau dan
melangkah keluar dengan hati yang perih.
Di saat
itulah Joshua Leinard muncul. Bule tampan itu menawarkan pekerjaan pada Ami
sebagai pelayan di rumahnya. Gaji yang dijanjikan juga tinggi, berkali- kali
lipat dari gajinya saat ia bekerja sebagai pelayan di kafe. Dengan gaji yang
tinggi itu, selain bisa membiayai Fia, Ami juga bisa menabung lebih cepat untuk
kembali ke bangku kuliah. Setelah menimbang- nimbang, Ami akhirnya setuju. Toh ia
memang tidak mampu. Tidak ada salahnya bekerja sebagai pelayan di rumah bule
itu.
Bekerja di
rumah Josh tidaklah sulit. Josh sudah memiliki pelayan yang mengurus rumah
dengan baik. Ami sampai bingung apa yang hendak dikerjakannya saat pertama kali
tiba di rumah Josh. Ternyata ia hanya bertugas memantau pekerjaan pelayan
lainnya. Setelah tugas Ami selesai, ia juga diperbolehkan membaca buku di
perpustakaan Josh. Sungguh menyenangkan.
Ada yang
tidak biasa saat Ami berinteraksi dengan Josh. Tatapan matanya membuat Ami
bergejolak. Mati- matian Ami membuang rasa itu, tapi ia tidak mampu. Rasanya ia
telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Josh. Ternyata Josh pun memiliki
perasaan yang sama. Suatu hari, saat berbelanja bersama Ami di supermarket,
Josh mengutarakan perasaannya. Ami ingin menolak, sadar bahwa ia dan Josh bagai
langit dan bumi. Mereka tidak pantas bersama.
Sempat ragu
sejenak, Ami menerima pernyataan cinta Josh. Sejak itu mereka merajut kisah
cinta yang indah. Ami sangat bahagai bisa berada di dekat Josh. Bersama Josh
selalu membuatnya aman dan nyaman. Namun hubungan mereka masih belum diketahui
orang lain. Ami terlalu takut akan penilaian buruk orang terhadapnya. Apalagi statusnya
sebagai pelayan di rumah Josh. Mau dianggap apa?
Masalah mulai
bermunculan. Kedatangan Dennis, putra tunggal Josh yang juga mencintai Ami. Juga
Maggie yang kembali ke dalam kehidupan Josh. Bagaimana perjalanan cinta Ami dan
Josh pada akhirnya? Apakah kembalinya Maggie akan meluruhkan kebencian Josh? Ikuti
kisah lengkapnya dalam Postcard from Neverland.
sumber gambar di sini |
Novel keempat
ci Rina yang saya nikmati. Seperti novel- novel lainnya, saya suka dengan novel
ini. Romantis seperti temanya, Amore. Tapi hanya sebatas suka. Sejauh ini novel
ci Rina favorit saya masih Lukisan Keempat.
Mungkin
dari konfliknya yang membuat cerita ini sedikit biasa (ini menurut saya lho). Kalau
dari segi penyampaian cerita, pasti oke. Ceritanya tidak berbelit dan sangat
mudah dimengerti. Itulah yang membuat saya membaca novel ini hingga akhir. Meski
konfliknya tidak sampai membuat emosi saya naik turun dan jantungan gak jelas,
alur ceritanya menarik untuk diikuti. Overall
oke lah dan masih menunggu novel ci Rina yang lain untuk dibaca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar