Daftar Review

Senin, 12 November 2012

Menunggu - Dahlian & Robin Wijaya


Judul             : Menunggu
Pengarang    : Dahlian dan Robin Wijaya
Penerbit        : Gagasmedia
Tebal              : 304 halaman

Sinopsis :

Aku sedang merindukanmu, apakah kau tahu itu?  Saat bulan penuh di atas kepala, aku menggantungkan doa untukmu di antara bintang- bintang. Semoga suatu saat hatimu akan menoleh kepadaku, menyadari bahwa akulah akhir dari penantianmu.
Aku ingin memelukmu, meraihmu, dan menyembunyikanmu dalam dekapanku. Aku tak akan melepasmu pergi, aku janjikan itu padamu. Dan kesabaranku kian menipis seperti batu yang terus- terusan digerus air. Aku sudah menunggu terlalu lama, nyerinya semakin lama kian terasa nyata.
Aku mencintaimu… karenanya aku selalu merindukanmu. Namun, seperti pertanyaan yang kubisikkan pada rembulan malam itu: apakah kau juga sedang merindukanku?

Review :

Ini kali pertama saya membaca Gagas Duet. Awalnya saya mengira novel ini berisikan satu kisah yang ditulis barengan sama dua penulis. Ternyata buku ini berisikan dua novella karya Dahlian dan Robin Wijaya. Seperti biasa, cover dari Gagas selalu membuatku berdecak kagum, kali ini dengan desainnya yang sederhana. Tema yang diangkat sama seperti judulnya, menunggu. Penantian cinta selalu menjadi tema yang menarik dalam sebuah novel. Dan kali ini, kedua kisah ini ditulis dengan baik oleh kedua pengarang.

Last Chance – Dahlian
Risa yang telah menetap beberapa tahun di Melbourne kembali ke Indonesia untuk membantu mengurus pernikahan abangnya, Dhani. Bertemu kembali dengan Aby, sahabat Dhani yang ditaksirnya sejak SMA, membuat Risa kembali berharap. Ia akan berusaha untuk menarik perhatian Aby agar Aby tahu bahwa gadis itu menyukainya. Ia pun mengatur agar mereka bisa sama- sama mengurus keperluan pernikahan Dhani. Namun tak semudah itu meyakinkan Aby. Tak jarang Risa mendapat perlakuan dingin darinya. Mengapa  Aby selalu bersikap cuek dan dingin terhadap Risa? Sebegitu sebal kah Aby terhadap gadis itu dan apakah Risa akan berhenti untuk ‘mengejar’ Aby? Ikuti kisahnya di Last Chance.

Reason – Robin Wijaya

Seharusnya kamu tahu, seperti apa aku menunggumu. Cinta tak pernah menghadirkan kata jenuh (hal. 262)

Setelah lama berpisah, Gantar dan Lenka kembali dipertemukan oleh takdir. Lenka bekerja sebagai pembawa berita di salah satu stasiun TV dan Gantar bekerja sebagai  kameraman di stasiun TV yang berbeda. Mengetahui profesi Lenka yang satu bidang dengannya, Gantar berusaha mencari tahu jadwal Lenka dan akhirnya ia berkesempatan juga bertemu dengan perempuan itu. Perempuan yang telah lama dicintainya. Sebetulnya Lenka juga mencintai Gantar. Namun pria bernama Barata telah mengisi hidup Lenka selama ia berpisah dengan Gantar. Pada akhirnya, dengan segala pertimbangan, siapakah yang akan dipilih oleh Lenka? Cintanya atau pria yang telah bersamanya selama beberapa waktu ini?

Love isn’t like a candy. But it’s just a gum. Sometimes it loses the sweet, and turns bitter 
(hal. 157)

Membaca dua novella ini memberikan kesan tersendiri bagi saya. Saat membaca Last Chance, saya sempat kesal dengan Risa. Kesannya terlalu agresif, nekat pula. Namun akhirnya saya paham mengapa ia nekat melakukan hal- hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Dan seperti novel sebelumnya, Promises Promises, Dahlian berhasil membawa pembaca untuk menikmati cerita yang ditulisnya.

Kalau di Last Chance saya berhasil dibuat kesal sama Risa, di Reason saya dibuat kesal sama pria yang bernama Barata. Sedikit posesif dan selalu mengambil keputusan sendiri. Ia merasa apa yang dilakukannya ialah hal paling baik. Reason merupakan karya pertama dari Mas Robin yang saya baca. Banyak kalimat- kalimat puitis yang memenuhi cerita. Kesan sendunya jadi dapet. Cuma saya kurang begitu suka suasana saat diceritakan mengenai profesi Gantar dan Lenka, saya sendiri tidak tahu kenapa. Well, abaikan saja. Dan yang sedikit mengganggu (sedikit saja) ialah judul bab yang acak- acakan. Seperti ini : setelah bab enam, langsung lompat ke bab Sembilan lalu kembali lagi ke empat dan beberapa yang lain. Namun itu bukan masalah besar selama ceritanya masih saya nikmati.

Secara keseluruhan, novel ini bagus. Last Chance yang ringan dan Reason yang mellow membuat pembaca ingin tahu seperti apa kelanjutannya. Apalagi kalau dibaca saat hujan- hujan begini (lagi- lagi keinget sama adegan hujan Di Reason), pasti deh pada meleleh. He he.. Recommended ! bagi teman- teman yang belum membaca, boleh deh novel ini jadi bacaan di akhir pekan. Selamat membaca.

2 komentar:

  1. Dugaan awalku GagasDuet juga mengira isinya satu cerita yang ditulis bareng dan awal-awal kemunculannya sempat membuatku yang jarang baca buku GagasMedia tertarik juga. Ternyata, pas baca review-review buku GagasDuet, ternyata isinya dua novelet yang dijadikan satu --"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, tp oke jg konsep tiap novella ny, cm y krn keterbatasan halaman (mgkn), jadinya tiap cerita terasa cepat..hehe..selebihny sih bagus :)

      Hapus