Pengarang :
Clara Ng
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
402 halaman
Selamat
tahun baru yang telat. He he. Mengawali bacaan awal tahun, saya menyelesaikan
sebuah novel berbau mitologi Yunani berjudul Utukki. Lagi- lagi Mbak Clara
berhasil menelurkan karya- karyanya yang ‘wah’ menurut saya. Kisah yang
terlihat bakalan membosankan ini ternyata bukan berisikan sejarah melulu. Kisah
ini kisah percintaan antara Makhluk-Dunia- Atas dengan manusia biasa. Dan seperti
karya yang lain, kisah ini juga mudah untuk diikuti. Tidak ribet. Kebetulan novel
Utukki ini saya dapatkan waktu ikutan klinik penulisan fiksi Mbak Clara
November lalu. Plus dapat tandatangan Mbak Clara juga (terima kasih buat Mbak
yang sudah berbagi cerita dan juga penerbit yang mengadakan acara J
).
Cerita
ini mengisahkan percintaan Thomas dan Celia, murid SMA, yang (sebenarnya) sudah
terjalin sejak tujuh ribu tahun yang lalu, kisah cinta antara Enka dan Nannia. Enka
hanyalah seorang manusia biasa sedangkan Nannia merupakan anak dari pasangan
Dewa Anu dan Dewi Antu. Nannia merupakan anak terakhir (anak kedelapan) dari
Utukki bersaudara sekaligus anak yang paling cantik. Ketujuh saudaranya
memiliki wajah yang buruk rupa seperti monster dan disegel oleh ayah mereka,
Dewa Anu. Kisah cinta Nannia dan Enka banyak mendapat cobaan. Namun kekuatan
cinta membuat mereka tidak berhenti berjuang. hingga tujuh ribu tahun kemudian
ketika mereka sudah berubah wujud pun rasa cinta itu tidak pernah hilang.
Cerita
ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama setelah prolog dan bagian kedua.
Pada
bagian prolog, kita tidak akan menemukan dewa maupun dewi- dewi yang sedang
berdialog di atas langit. Cerita dimulai dengan perkenalan dua tokoh yang
muncul di setiap jeda cerita, Adam dan Naeva, namun akan dikaitkan (sedikit)
dengan tokoh utama pada akhir kisah nanti. Adam mengambil jurusan sejarah
sedangkan Naeva mengambil jurusan jurnalistik. Adam sangat menyukai cerita mitologi.
Di setiap kesempatan yang ada, ia akan menceritakan sedikit- sedikit mengenai
legenda Bangsa Mesopotamia yang dianggap Naeva sebagai ‘kuliah gratis’.
Bagian pertama.
Cerita
dimulai dengan perkenalan Thomas dengan Celia. Thomas yang malu- malu dan Celia
yang agak agresif. Juga diceritakan bagaimana Antu melepaskan ketujuh anaknya. Awalnya
saya tidak tahu mengapa ada acara teriak- teriakan antara ibu dan ketujuh anak
itu. Namun setelah membaca
kelanjutannya, baru deh. Ada hubungan yang erat ternyata.
Pertemuan
Thomas dan Celia sangat singkat. Keduanya segera berpisah. Thomas kehilangan
Celia. Celia terangkat menuju langit. Tinggal di kerajaan Dewi Ishtar. Rasa perih
memenuhi hati kedua insan yang saling mencintai. Perlahan mereka mulai
mengetahui bahwa kenangan masa lalu membelit mereka. Keduanya terlahir kembali
dengan jenis kelamin yang berbeda. Perjuangan cinta berlanjut. Jika Thomas dan
Celia berhasil membuktikan bahwa mereka saling mencintai dan dapat melalui
rintangan- rintangan yang mereka jalani maka keduanya dapat bersatu. Jika tidak
maka keduanya harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka harus berpisah. Waktu
yang diberikan sepuluh tahun. Selama itu pula lah Thomas harus selalu mengingat
Celia meski mereka tidak pernah bertemu.
Ini
bukan perjuangan dua makhluk. Ini cinta segitiga. Ishtar, Dewi Cinta,
Kesuburan, dan Perang, mencintai Enka. Karena cintanya yang begitu besar, Dewa
Anu membantunya dengan mengubahnya menjadi makhluk mortal. Namun Enka mencintai Nannia dan bahkan tidak menyadari
kehadiran Ishtar. Cinta Ishtar bertepuk sebelah tangan. Ia akhirnya menikah
dengan pria lain dan melahirkan seorang anak perempuan. Namun pada akhirnya ia
harus kembali ke langit dan meninggalkan anaknya. Cinta Ishtar kepada Enka
tidak pernah surut. Ia masih tetap berusaha untuk mendapatkan Enka. Hingga sekarang.
Ia berusaha memisahkan Thomas dan Celia. Kali ini dibantu oleh Dewi Antu yang
menentang mati- matian hubungan putrinya dengan manusia biasa itu.
Bagian kedua.
Tujuh
tahun berlalu. Ketika Thomas kembali ke Indonesia, semua orang telah melupakan
Celia. Tidak ada yang bernama Celia. Hanya Thomas yang masih mengingat gadis
itu. Celia yang tinggal di dunia dewa- dewi masih setia pada cintanya. Dewa Ea,
Dewa Air dan Kebijaksanaan, menjadi sahabat Celia yang membantu Celia untuk
keluar dari kerajaan Ishtar. Ia jugalah yang mempertaruhkan nyawanya demi
melindungi Thomas.
Kisah
ini terasa semakin seru ketika perjuangan sudah mencapai puncak. Bagaimana Celia
menghadapi monster Utukki. Setelah Dewa Ea tidak beserta dengan Celia lagi,
muncullah Marduk. Ia anak Dewa Ea. Jenaka dan gaul. Marduk lah yang mengajari
Celia dan membekali Celia melawan Utukki. Thomas di bumi juga tidak gampang. Ia
berperang melawan Antu. Ishtar yang semula berniat menghancurkan Thomas,
akhirnya mengerti arti cinta yang sesungguhnya dan berusaha mempersatukan Celia
dan Thomas.
Apakah
perjuangan Celia dan Thomas akan berbuah manis? Bagaimana akhir dari semuanya? Pada
akhirnya...... (baca sendiri ya..he he..)
Semuanya
saling berhubungan. Salut untuk Mbak Clara yang begitu lihai menghubungkan dan
menggabungkan segalanya. Selalu terlihat alami. Dewa bisa lucu- lucuan dan
terlihat sedikit humanis di dalam cerita ini. Marduk versi Mbak Clara adalah
Marduk yang gaul dan gokil. Saya paling suka dengan Dewa Ea yang baiknya itu
loh. Sedihnya waktu melihat ia harus pergi. Namun kepergiannya tidak sia- sia. Seperti
pahlawan yang gugur di medan perang.
Meski ada yang terasa ganjil untuk diterima akal, tapi ya..itulah. Semuanya bisa terjadi.
Novel ini saya rekomendasikan bagi teman- teman yang suka membaca novel. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Ada
beberapa kalimat yang saya suka.
<Cinta,> bisik Antu sekali
lagi, <adalah mata rantai yang terkuat> - halaman 81
Cinta adalah hal terlemah yang
dimiliki manusia. Yang dapat membuat manusia menerita.yang dapat mengakibatkan
perang berkepanjangan. Yang dapat membuat manusia rela melihat neraka.
Tapi seperti pedang yang mempunyai
dua sisi,cinta juga dapat menguatkan. – halaman 82Novel ini saya rekomendasikan bagi teman- teman yang suka membaca novel. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Yang ada di belakang buku
I am one wing and you are equally the other Cerita ini dimulai tujuh ribu tahun lalu. Ketika manusia mendongak ke langit dan menatap bintang gemintang. Terpesona. Lalu bertanya, “Apakah hidup? Apakah cinta?”
Tujuh ribu tahun yang lalu, di lembah subur Mesopotamia, manusia mencapai peradabannya yang pertama. Mereka membangun kota, menciptakan kepercayaan dan agama, menemukan tulisan, membangun irigasi, menggunakan roda, dan mendongengkan mitos pada setiap keturunan anak manusia.
Tujuh ribu tahun yang lalu, bangsa Mesopotamia Kuno bercerita tentang delapan monster, seorang pendeta lelaki, dan dewa-dewi, yang karena satu dan lain hal harus menentukan jalan hidupnya dan menggenapi nasibnya.
Cerita ini bukan mitos.
Bukan juga dongeng, fantasi, atau sekadar obrolan minum kopi.
Cerita ini adalah cerita abadi sepanjang zaman.
Sebuah epos tentang perjuangan, cinta, dan keyakinan, yang telah hidup lebih dari tujuh ribu tahun.
Sampai Jakarta, tahun 2000 Sesudah Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar