Pengarang : Charon
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :360 halaman
1000 Musim Mengejar Bintang
merupakan novel kedua karya Mbak Charon yang saya baca setelah 7 Hari Menembus Waktu. Novel yang berjumlah 31 Bab ini dibagi ke dalam lima bagian.
Bagian satu dimulai dengan pengenalan kedua tokoh utama, Laura dan
Niko beserta kehidupan awal mereka. Laura yang hanya seorang siswi biasa dan
tidak memiliki teman (saya sangat penasaran awalnya karena Laura selalu sendiri
hingga pada halaman 77 barulah dikatakan bahwa Laura tidak memiliki seorang
teman pun). Laura sangat menyukai Niko, cowok populer di sekolah mereka, dan
berusaha mati- matian agar bisa sekelas dengan Niko dan mengenalnya. Saat itu
Niko sudah berpacaran dengan Erika. Laura sendiri hanya mampu memendam
perasaannya tanpa ada yang tahu. Terlebih Niko. Ia bahagia meski hanya bisa
berteman dengan Niko. Namun setiap kesempatan tampaknya mendekatkan mereka
berdua. Ditambah Niko sangat nyaman berada bersama Laura. Ia pun tak segan
berbagi rahasia menyakitkan yang tidak diketahui oleh teman- temannya, bahkan
Erika, kepada Laura. Kedekatan Niko dengan Laura membuat sang kekasih, Erika,
cemburu. Erika membenci Laura. Dengan kebohongannya, Erika berhasil memutus
hubungan pertemanan antara Niko dan Laura di masa- masa akhir sekolah mereka.
Laura dan Niko berpisah
setelahnya. Kehidupan masing- masing berlanjut tanpa ada yang tahu kabar satu
sama lainnya. Kisah perjalanan Laura setelah tamat SMA menjadi bagian dua dalam novel ini. Laura tidak
melanjutkan kuliahnya melainkan langsung bekerja di sebuah restoran pasta yang
bernama Antonio (nama restoran ini dibuat sesuai dengan nama pemiliknya).
Awalnya ia berencana untuk kuliah setelah setahun bekerja. Namun di restoran
ini Laura mampu mendapatkan apa yang ia ingin ia pelajari dan bakatnya terasah
di Antonio. Berbagai cobaan dilalui Laura. Antonio melihat potensi dan
kesungguhan Laura. Maka ia pun mengutus Laura untuk belajar memasak pasta di
Italia. Laura tidak menyia- nyiakan kesempatan emas ini. Sepulangnya dari
Italia, Laura kembali bekerja di Antonio sebagai seorang chef pasta.
Bagian tiga mengisahkan kehidupan Niko. Berpisah dengan Laura
membuat hati Niko hancur. Ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada Laura.
Namun ia kehilangan kontak dengan gadis itu. Berkat bantuan Julien Bordeux,
perancang perhiasan ternama, melalui usaha Laura menemuinya, Niko dapat
melanjutkan kuliahnya di GIA (Gemological Institute of America), New York. Niko
berhasil menyelesaikan kuliahnya di bidang gemologi. Rancangan perhiasan Niko
sangat disukai pelanggan. Seperti janjinya pada Julien, Niko bekerja padanya
selama dua tahun. Selama bekerja, Niko mengumpulkan uang untuk membeli berlian
yang ia gunakan pada cincin bintang rancangannya. Cincin yang tidak ia jual
meski ditawar dengan harga tinggi.
Bagian empat. Laura dan Luki. Awalnya saya mengira Luki akan
terlibat hubungan percintaan dengan Laura. Namun saya salah. Ada benang merah
antara ayah Luki dengan ibu Laura. Ternyata Laura ialah anak Charles Rafael,
ayah Luki. Ya, mereka berdua adalah saudara tiri. Awalnya Luki tidak bisa
menerima Laura dan ibunya. Namun setelah melihat kesungguhan ibu tirinya lewat
kartu ucapan ulang tahun yang ditulisi tiap tahun, Luki sadar bahwa ibu tirinya
sangat menyayanginya. Namun kesalahan yang diperbuat Luki harus dibayar mahal
oleh Laura. Preman yang dibuat tersinggung oleh Luki mengira Laura adalah
kekasihnya (saat itu Laura bolak balik apartemen Luki untuk meminta pengertian
Luki). Preman itu menabrak Laura hingga kaki Laura harus dioperasi yang
meninggalkan bekas luka.
Bagian lima adalah bagian
yang menegangkan. Di sini semuanya terjawab. Niko bertemu kembali dengan Laura
sekembalinya ia ke Indonesia. Ia tinggal di apartemen Rafael, satu lantai di
bawah apartemen Luki. Jodoh, bukan? Niko tidak sanggup melepaskan Laura.
Hatinya hanya untuk Laura. Meskipun Laura menolak Niko berkali- kali karena
Laura merasa ia tidak pantas memiliki Niko, Niko tetap berjuang. Sungguh pria
langka.
Saya paling suka kata- kata Niko
yang :
“Aku akan melepaskanmu pergi...hanya jika seribu musim sudah berlalu”
– halaman 296
“Aku tidak akan pergi. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku sudah
menyukaimu sejak lama. Delapan tahun di negeri berbeda. Aku melihat warna
dedaunam berubah ketika musim berganti. Tapi perasaanku tidak pernah berubah.
Wajahmu selalu membayangiku dimanapun aku berada”- halaman 340.
Awal membaca novel ini, saya
mencoba menebak- nebak endingnya.
Memang tertebak. Namun proses menuju akhirnya itu ditulis oleh Mbak Charon
dengan baik. Lagi- lagi saya menjadi teringat drama Korea berjudul Pasta yang
pernah tayang di salah satu stasiun televisi Indonesia. Pemeran wanitanya sama
seperti Laura, tidak cantik, tapi mampu membuat orang jatuh cinta padanya.
Kesalahan yang tercetak dalam
novel tetap ada. Namun hanya sedikit. Tampaknya penulis senang ya dengan angka-
angka. Novel karya Mbak Charon ini kebanyakan dimulai dengan angka. He he..
(hanya pendapat saya saja ya, Mbak).
Well, meski saya lebih suka dengan novel Mbak yang
berjudul 7 Hari Menembus Waktu, namun novel yang satu ini tidak kalah
menariknya untuk dibaca. Masing- masing novel memiliki keistimewaan tersendiri.
Semoga Mbak Charon bisa segera meluncurkan karyanya yang terbaru. Ditunggu ya,
Mbak ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar