Kyaa.....!!
Satu lagi novel yang menarik. Selama membaca, feel saya nano- nano. Ada senang, lucu, sedih juga ada. Pokoknya
semua rasa ada pada hasil karya Mbak
Charon yang satu ini (tidak heran ya kalau sudah cetak ulang empat kali. He he).
Awal
baca, saya merasa biasa. Saya ikuti ceritanya perlahan- lahan. Bahkan saya
sempat absen dua hari karena sibuk ngerjain tugas. Tapi setelah membaca
setengahnya, saya semakin terbawa suasana dan langsung novel ini saya lahap
hingga selesai karena semakin mendekati ending,
saya semakin ingin tahu bagaimana tokoh utamanya menyelesaikan perjalanannya.
Sekilas mengenai isi novel
Novel
ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Marissa yang sakit hati karena
diputusin kekasihnya, Michael, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama
tiga tahun. Merutuki keadaan buruk yang menimpanya membuat Marissa tersedot ke
masa lalu melalui sebuah lukisan yang terpampang di depannya.
Marissa
kaget. Namun ia akhirnya paham dan menerima bahwa ia tidak lagi berada di
masanya. Kembali ke masa dua puluh tahun yang lalu membuat Marissa mengalami dan
mengetahui banyak hal baru. Di masa ini, yang merupakan masa pacaran kedua
orang tuanya, Marissa juga berperan dan berjuang mati- matian untuk
mempersatukan kedua orangtuanya.
Untunglah
Marissa bertemu dengan Wiliam, bocah kesepian berusia delapan tahun yang
memberi Marissa tempat tinggal dan mencukupi segala kebutuhan Marissa (terutama
makan- Marissa cewek yang gemar makan). Wiliam tidak seperti anak kecil pada
umumnya. Ia lebih dewasa dan juga lebih pintar. Untuk anak seusianya yang baru
kelas 3 SD, ia sudah lompat ke kelas 5 SD karena kepandainnya. Bersama Wiliam, Marissa
melaksanakan misi dadakannya, mempersatukan mami dan papinya.
Meski
awalnya Wiliam tidak percaya bahwa Marissa berasal dari masa depan, namun
akhirnya ia percaya juga ketika melihat kerakusan Marissa melahap setiap jenis
makanan pada zaman itu.
Hidup
bersama Wiliam juga membuat Marissa tahu bagaimana perasaan Wiliam yang
sebenarnya dan alasan mengapa Wiliam dewasa sebelum waktunya. Marissa berhasil
mengenal Wiliam secara mendalam dalam waktu tujuh hari perjalanannya. Meski
keduanya terkadang bertengkar, namun Wiliam dan Marissa saling menyayangi. Berkat
Marissa, hubungan Wiliam dan Tante Sarah, adik mamanya, menjadi baik.
Bagian
lucu dari novel ini paling terasa ketika Marissa berinteraksi dengan Wiliam.
Ada saja kejadian yang mereka alami. Salah satunya adalah ketika Wiliam dan
Marissa berebutan bermain Space Invaders
di komputer Wiliam. Masih banyak lagi kejadian seru yang mereka alami.
Rasa
haru dan sedih mulai menyelimuti ketika Marissa mengetahui kenyataan hidup
Wiliam yang begitu pahit dan betapa Wiliam menyalahkan dirinya atas semua yang
telah dialami keluarganya. Ada lagi, ketika Marissa hendak kembali ke masanya,
atmosfer perpisahan begitu terasa. Wiliam menasihati Marissa bahwa ia akan
menemukan cowok yang tepat dan lebih baik dari Michael (bayangkan anak berusia
delapan tahun bisa mengatakan hal seperti ini).
Respon saya....
Ketika
Marissa diceritakan memakai kembali gaun putihnya saat ia hendak kembali, saya
jadi teringat dengan tokoh Shin Ji Hyun di drama Korea yang berjudul 49 Days.
Entah kenapa saya jadi kepikiran dia. Wiliam juga. Saya merasa agak gimana gitu
saat mengetahui karakter Wiliam yang notabene adalah anak kecil namun bisa
bersikap seperti orang dewasa dan menghabiskan waktu bersama Marissa. Soalnya
novel pada umumnya mengisahkan dua orang bersamaan dari segi umur yang tidak
berbeda jauh (kalaupun berbeda jauh pasti tokohnya orang dewasa). Lalu saya
kepikiran si Conan, detektif cilik yang cerdas. Persis sekali. Begitulah kira-
kira si Wiliam. Hanya saja ia memang anak kecil, bukan disuntik mengecil.
Salut
buat pengarang yang telah mampu menghasilkan karya yang begitu bagus. Saya
paling menyukai bab- bab akhir. Pengarang selain menciptakan fiksi yang unik
juga menyisipkan pesan moral di dalam cerita ini. dan juga setting tahun 80an nya juga terasa. Oke banget deh pokoknya. Namun
pada novel saya menemukan ada beberapa kesalahan cetak. Akan tetapi itu tidak
menjadi masalah besar.
Well, itu sedikit review
dari saya. Semoga bisa membantu bagi teman- teman yang memiliki hobi yang sama
dengan saya dan sedang mencari bacaan yang oke.
Yang di belakang buku.....
Marissa kesal sekali ketika harus ikut ayahnya ke Gedung Albatross. Itu artinya dia akan bertemu Michael, mantan pacarnya. Dan itu berarti, dia juga akan bertemu Selina, musuh bebuyutannya yang telah merebut Michael dari sisinya.
Merasa frustasi oleh situasi, tak sadar Marissa menangis di depan sebuah lukisan, dan bergumam seandainya saja ia bisa menghilang.
Dan ia betul- betul menghilang... terlempar ke masa 20 tahun yang lalu, saat ia belum lahir, saat orangtuanya pun masih belum berpacaran...
Bersama Wiliam, anak kecil yang ditemuinya di masa lalu, ia mengalami hal- hal lucu dan menyenangkan, hal- hal yang akan mengubah kehidupan Marissa dan Wiliam di masa depan....
Hi Erta
BalasHapusLoved the review.
Thank you for reading my books.
Cheers,
Charon
charon_2519@yahoo.com
welcome Mbak..
BalasHapusmakasih udh smpt mampir ke blog ku..heehe..
loved your novel too..
:)))
andai aja ini cerita di FILM kan, hm pasti seru bangeet.. :D
BalasHapussaya suka sama cerita ini, apa lagi endingnyaa. ga nyangka william yg tadinya seorang anak kecil yg dikenal marissa, ternyata sudah besar di massanya. Saya kira Marissa dan William tidak akan pernah bertemu lagi. :)
Yap..sama :) saya jg suka dengan cerita ini..dan lucu juga melihat hubungan ortu si Marrisa yg ada kaitannya dgn anak mereka sndiri..konsep cerita yg unik dan cara penulisannya jg oke :)
Hapusfilmnya udah digarap, dalam proses, yes :)
Hapusasiik....penasaran seperti apa..semoga filmnya bisa, bahkan lebih bagus dari novelnya :D
Hapus