Tiga
minggu lebih dan novel ini terselesaikan juga (bacanya ya bukan nulisnya. He
he). Divortiare ini saya beli pertengahan September lalu di Gramedia atas
rekomendasi dari teman saya. Dan mulai lah saya membaca.
Ceritanya
tentang :
Seperti
judulnya, novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang banker cantik dan sukses
yang menjadi janda akibat perceraiannya di usianya yang baru 27 tahun.
Namun setelah bercerai, Lexy masih cinta sama Beno, suaminya yang berprofesi
sebagai dokter bedah jantung ternama di Jakarta. Beno yang terlalu cinta akan
pekerjaan dan pasiennya (begitulah menurut Lexy) menjadi pemicu pertengkaran
suami istri ini. Akhirnya karena sering bertengkar terus dan Lexy merasa
hubungannya dengan Beno kian menjauh, maka Lexy memutuskan untuk bercerai.
Setelah bercerai selama dua tahun pun Lexy masih belum berani membangun
hubungan dengan pria. Sahabat terbaiknya, Wina, kemudian mempertemukannya
kembali dengan Denny, teman kuliah mereka selama di Aussie. Perlahan- lahan, meski
belum yakin dengan perasaannya sendiri, Alexandra menerima ajakan dari Denny
untuk pacaran dengannya.
Dan
menurut saya..
Novelnya
bagus secara keseluruhan. Endingnya dan
apa yang akan terjadi tidak mudah ditebak. Ceritanya berjalan alami. Bagaimana Lexy
melewati hari- harinya. Bagaimana ia berupaya keras untuk melupakan lelaki yang
(ia anggap) telah menyakitinya namun ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia
masih sangat mencintai Beno dan tidak dapat menghapus nama pria itu dari
pikirannya. Novel ini oke karena tidak sinetron. Yang terjadi begini ya begini.
Jadi jangan heran kalau pembaca tidak akan menemukan adegan- adegan yang
berlebihan. Kalau ada pun ditulis dengan oke. Jadi nyantai bacanya.
Keuntungan
lain dari novel ini adalah penulis yang pada kenyataannya juga berkecimpung di
dunia yang sama dengan Alexandra membuat cerita ini menjadi lebih hidup dan
kita jadi lebih tahu betapa berat dan menantang profesi yang dijalani oleh
seorang Alexandra.
Tokoh-
tokoh dalam cerita ini diciptakan hampir sempurna. Alexandra yang cantik,
berbakat, dan fashionable. Beno si
dokter tampan yang cool, mapan, dan
bertangan dingin. Ada juga Wina yang seorang fashion editor majalah fashion
terkemuka.
Ketika
membaca novel ini saya juga berkonsultasi dengan kamus. Novel karangan Ika
Natassa ini banyak menggunakan bahasa Inggris. Percakapan antar tokohnya juga
banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Jadilah vocabulary saya bertambah sedikit- sedikit. He he. Penggunaan
bahasanya juga santai. Tapi ada yang sedikit gimana gitu di beberapa akhir
percakapan yang seharusnya menggunakan kata ‘tanya’ namun ditulis ‘kata’
padahal si tokoh sedang bertanya kepada tokoh lain. Well, saya rasa itu tidak terlalu menjadi masalah.
Ngomong-
ngomong nih, saya lumayan suka sama karakternya si Beno, meskipun agak terkesan
mengabaikan istrinya ya. Namun Beno memiliki komitmen yang baik dan saya rasa alas
an dia menjadi dokter bukan demi uang tetapi memang atas dasar kecintaannya
terhadap pekerjaan dan juga demi menyelamatkan nyawa orang lain.
Bolehlah
novel ini bagi pecinta Metropop. Ada lucunya. Ada sesuatu yang dapat kita
pelajari. Dan yang pastinya jika sudah membaca hingga ke bagian yang paling
akhir, kita akan membayangkan sendiri, jika menjadi Lexy, bagaimana kita akan
bertindak selanjutnya. Buat yang belum punya novel ini dan berencana untuk membeli
ataupun yang sudah membeli tapi baru mau mulai baca, selamat membaca J
Sinopsis
di belakang…..
Commitment
is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and
you think and you think and you think before you get one. And once you get one,
it sticks to you hard and deep.
“Jadi lebih penting punya Furla
baru daripada ngilangin nama mantan laki lo dari dada lo?”
Pernah nonton Red Dragon?
Aku masih ingat satu adegan saat Hannibal Lecter yang diperankan Anthony
Hopkins melihat bekas luka peluru di dada detektif Will Graham (Edward Norton),
dan berkata, “Our scar has a way to remind us that the past is real.”
Tapi kemudian mungkin kita tiba di
satu titik ketika yang ada hanya kebencian luar biasa ketika melihat tato itu, and all you wanna do is get rid of it. So then you
did.
Alexandra,
27 tahun, workaholic banker penikmat
hidup yang seharusnya punya masa depan cerah. Harusnya. Sampai ia bercerai dan
merasa dirinya damaged good. Percaya
bahwa kita hanya bisa disakiti oleh orang yang kita cintai, jadi membenci
selalu jadi pilihan yang benar.
Little did she know that fate has a
way of changing just when she doesn’t want it to.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar