Sharing dulu ya..
Setelah
berkali- kali tertunda, novel karangan Clara Ng ini terbeli juga minggu lalu. Pertama
kali tertarik dengan sampulnya yang gimana gitu. Lalu setelah surfing dan mencari tahu, rupanya novel
dewasa ini menceritakan tentang kisah cinta antara dua perempuan (sinopsisnya bisa
dilihat di bawah). Novel terbitan Gramedia yang pernah dimuat sebagai cerita
bersambung di harian Kompas ini merupakan novel karya mbak Clara yang saya baca
untuk pertama kalinya. Dan ternyata saya tidak salah membeli novel. Meski review dari saya kali ini tidak begitu menarik (hanya berusaha), namun novel ini boleh menjadi pilihan ketika berbelanja buku.
Cerita di dalam cerita
Cerita
ini dibuka dengan pertemuan pertama antara Fola dengan Henrietta. Ternyata kisah
mereka merupakan potongan naskah Gerhana Kembar yang ditemukan oleh Lendy di
lemari omanya. Naskah itulah yang membawa Lendy pada kenyataan hidup masa lalu
oma dan ibunya. Yakin bahwa ini merupakan kisah nyata kehidupan omanya, Lendy
berusaha untuk memastikannya. Ternyata benar. Omanya seorang lesbian dan Lendy merupakan anak yang lahir
diluar pernikahan.
Tidak
ada yang bersalah. Cinta datang begitu saja. Fola begitu mencintai Henrietta
dan Henrietta begitu mencintai Fola. Itu saja. Membaca naskah tersebut membuat
Lendy tahu bagaimana dan seperti apa pengorbanan yang telah omanya berikan
untuk orang disekitarnya termasuk mengorbankan cintanya sendiri. Juga ibunya. Omanya
mengorbankan cintanya demi putri semata wayang yang sangat dicintainya. Begitu pula
dengan Eliza, ibu Lendy, yang sangat menyayangi dan mengasihi putri tunggalnya
itu.
Lendy
bertekad untuk menemukan kembali belahan jiwa sang oma yang telah terpisah
sekian lamanya dari sisi oma. Apakah keinginan terdalam sang oma dapat
terwujud? Apakah oma sempat merasakan kebahagiaan seperti yang diharapkan dan
direncakannya bersama kekasihnya dulu?
Sedikit
komen
dari saya..
Gaya
bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini cukup membuai namun tidak
berat. Bagi yang berminat untuk membaca novel ini tidak usah khawatir tidak
mengerti karena pengarang sangat lincah dalam merangkai kata- kata. Ditambah lagi
gaya penulisan yang hampir setiap katanya telah menggunakan ejaan yang telah
disempurnakan tampaknya sangat diperhatikan penulis. Ceritanya juga ditulis
dengan sangat rapi sehingga tidak bertubrukan.
Satu
pernyataan yang diucapkan oleh Henrietta yang berkesan bagi saya :
Berbahagialah mereka yang dapat
bersama- sama dengan mudah, dilandasi cinta. Jangan tukarkan hal itu dengan
yang lain. Itu sebentuk kemewahan terbesar yang diberikan Tuhan.
Membaca
novel ini tidak akan membuat kita merasa aneh. Malahan kita akan menjadi tahu
bahwa cinta itu memang tidak dapat dipaksakan. Dan keluarga tetaplah menjadi
prioritas utama meskipun kepentingan sendiri harus dikorbankan. Secara keseluruhan
buku ini sangat menarik untuk dibaca.
Yang ada di belakang sampul....
Lendy,
editor buku yang bekerja pada perusahaan penerbitan, terkejut ketika tanpa
sengaja menemukan naskah tua dan potongan- potongan surat di dalam lemari baju
neneknya. Neneknya sendiri sedang dalam keadaan sekarat di rumah sakit akibat
kanker yang dideritanya. Bagaikan masuk ke dunia yang dulu terkunci rapat,
Lendy tenggelam dalam kisah pada naskah itu. Semakin dalam dia membaca, Lendy
semakin yakin cerita itu adalah kisah nyata. Kisah yang mati- matian
disembunyikan oleh neneknya. Kisah yang
membelit masa lalu neneknya dan menjadi sejarah kehadiran dirinya di dunia. Bersama
kisah itu, Lendy menapak tilas kembali kehidupan serta hubungannya dengan
Ibunya: mencoba jujur terhadap diri sendiri, berani memaafkan, dan berdamai
dengan masa lalu.
Kisah ini adalah kisah perjalanan
hati. Kisah tentang keluarga, kisah tentang keberanian, kekuatan, dan
ketabahan.
Kisah cinta yang tak pernah
kehilangan makna walau diberikan di antara dua perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar