Pengarang : Dyah
Rinni
Penerbit :
GagasMedia
Tebal :
294 halaman
Sinopsis :
Sebagian
besar
,manusia mengambil keputusan berdasarkan
emosi, begitu ayahku berkata. Jika semua orang mengambil keputusan
berdasarkan logika, tidak akan ada orang yang tertipu.
Jadi, aku
mempermainkan pikiran teman- temanku dan mengambil uang, bahkan apa pun, yang
mereka miliki. Kau tak akan menyangka betapa mudah membuat mereka memercayaiku.
Mereka benar- benar polos. Aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan tanpa
kesulitan dan keberhasilan ini patut dirayakan.
Namun, kali ini,
mengapa seperti ada yang mengganggu nuraniku, menyuruhku berhenti, lalu
berbalik arah?
Seorang penipu
sepertiku tak akan bisa terbawa emosi. Tidak akan, meski ada”badai” memorak- porandakan
hatiku sekalipun.
Review :
“Satu hal yang dipelajari Lunetta dari Papa adalah
kalau kita mau berbohong, maka yakini kebohongan itu sebagai kebenaran. Dengan
demikian, orang lain akan memercayai kebohongan kita.”(hal. 47)
Cerita dibuka dengan jatuhnya korban pertama yang berhasil
ditipu Lunetta di bandara. Ia berhasil meyakinkan seorang wanita yang
mengenakan jam tangan mahal untuk membuang jam tangannya dengan mengatakan
bahwa jam tangan itu terbuat dari bahan berbahaya dan wanita itu percaya. Jadilah
jam tangan itu berganti pemilik. Ia tersenyum bangga dan berniat akan
memberitahu ayahnya nanti. Jika mereka bertemu kembali.
Lunetta, biasa dipanggil Lulu, tidak bisa tinggal lagi
bersama ayahnya karena ayahnya dikejar polisi – atau begitulah yang diberitahukan
padanya. Kini ia terpaksa tinggal bersama Mama dan suami baru Mama. Meski
kehidupan mereka tidak stabil dan selalu berpindah- pindah, Lulu lebih senang tinggal
bersama ayahnya.
Lulu tidak suka tinggal di rumah barunya. Apalagi sekolah
barunya, South Jakarta Olympia High,Soulja, luar biasa mewah dan diisi oleh
murid- murid dari kalangan atas. Awalnya Lulu merasa bosan. Namun setelah ia
mencium jejak mangsa barunya, ia kembali bersemangat. Targetnya adalah Arvad.
Lulu segera menyusun rencana untuk membuat Arvad jatuh cinta
padanya. Tetapi Arvad hanya menganggapnya teman biasa. Lulu kemudian menyusun
kembali rencananya dengan mendekati Badai, sahabat Arvad, untuk mendapat
informasi lebih detail tentang Arvad.
“Dan ia tahu seekor kancil tidak akan sukses
mencuri mentimun kalau ia menggunakan cara yang sama dengan puluhan kancil
lainnya. Ia harus memikirkan cara yang lebih kreatif, misalnya dengan mendekati
anjing penjaganya.” (hal. 78)
“Papa selalu mengatakan bahwa tipuan yang paling
cerdas adalah tipuan yang terlihat jelas di depan mata, tetapi kita tidak dapat
melihatnya.” (hal. 92)
Lunetta dan Badai awalnya tidak cocok. Mereka sering
berargumen. Saat ketahuan menyontek, Lunetta dihukum oleh Miss Nadine, salah
satu guru di Soulja yang misterius. Sehebat apapun trik yang digunakan oleh
Lunetta, ia tetap tidak mampu lolos dari Miss Nadine.
Seolah penderitaannya belum cukup, Lunetta dihukum dengan
bergabung di Japan Club, salah satu klub yang kurang populer di Soulja.
Dan….Badai adalah ketuanya.
“Badai itu luarnya saja seram kayak duren, tapi
hatinya yang sebenarnya itu empuk kayak takoyaki.” (Arvad di
hal. 94)
Kedekatan keduanya memunculkan rasa di hati masing- masing.
Lunetta juga melewati pengalaman seru dan menegangkan bersama Badai. Perlahan
targetnya mulai berubah. Tidak lagi berfokus pada Arvad, Lunetta akan melakukan
sesuatu agar ia bisa bertemu kembali dengan ayahnya.
Apa saja kehebohan yang ditimbulkan Lunetta? Berhasilkah ia
bertemu dengan ayahnya? Ikuti kisah serunya dalam Beautiful Liar : karena sekali tidak pernah cukup.
“Lunetta, di dunia ini hanya ada dua jenis orang
yang tidak dapat kamu tipu.”
“Yang pertama adalah orang yang hatinya lurus. Mereka
nggak bisa kamu tipu karena mereka tidak menginginkan apa pun dari dunia ini,
tapi orang seperti itu sangatlah langka.”
“Dan yang kedua, Papa?”
“Dia sama seperti kita, Lunetta. Seorang penipu.” (hal. 225)
suka dengan pembatas bukunya yang unyu ^^ |
Saya sangat senang ketika paket novel 7 Deadly Sins ini tiba. Melihat respon pembaca yang bagus membuat
saya – akhirnya – tidak tahan untuk membeli seri novel ini sekaligus. Dan saya
tidak kecewa menambahkan novel karya Dyah Rinni ke dalam rak buku saya.
ada sin level-nya juga |
Penggunaan katanya agak berat untuk kategori teenlit. Tidak ada aura ceria ataupun
centil seperti novel remaja kebanyakan. Ini yang membuat saya sangat menikmatinya.
Untuk typo masih ada beberapa, termasuk penggunaan bahasa asing yang tidak di-italic. Dalam novel ini, saya juga
menemukan ketidakkonsistenan penggunaan kata namun semua tidak menjadi masalah
besar dan tidak mengganggu saat membaca novel ini.
Mbak Dyah mengambil tema kancil yang cerdik. Seperti itulah
Lunetta. Hidup bersama ayahnya telah membuat Lunetta menjadi seperti ayahnya
yang adalah seorang penipu. Cocok sekali perumpamaan kancil dengan karakter
Lunetta.
Lumayan
suka dengan endingnya. Beautiful Liar menjadi pembuka yang oke
untuk serial ini. Semoga novel yang lain juga nggak kalah keren ya. Selamat
membaca J
Makasih reviewnya ^______^
BalasHapusSama- sama, Mbak :)))
Hapus