Daftar Review

Minggu, 18 Agustus 2013

Mafia Espresso - Francisca Todi

Judul               : Mafia Espresso
Pengarang      : Francisca Todi
Penerbit         : Gradien Mediatama
Tebal              : 320 halaman

Sinopsis :
Dentuman suara Lady Gaga dari radio tetangga lantai atas, lamat- lamat tenggelam dalam otakku, lalu mengirim sinyal panik ke seluruh tubuh. Aku terduduk di ranjang. Jam berapa ini? tanganku meraih telepon genggam di atas meja. Angka yang tertera di layar membuat rasa panik kembali mencengkeram.

Jam delapan? Bagaimana mungkin?

Sophie Pieters mengira masalah terbesarnya pagi itu adalah datang tepat waktu ke kantor, memberi presentasi memukau, dan memenangkan hati kliennya agar dia dan timnya tidak kehilangan pekerjaan. Ternyata, salah besar! Masalah sebenarnya dimulai ketika mobilnya ditabrak dalam perjalanan ke kantor. Setelah menumpahkan kejengkelannya dan mengebut ke kantor, Sophie dibuat terkejut menemukan pria penabraknya itu ternyata adalah calon kliennya dari Italia, Antonio Azzaro. Situasi semakin diperburuk ketika Patricia, bos Sophie, membuka sesi presentasi dengan tanpa sadar mengutip ucapan Sophie bahwa dia baru saja ditabrak oleh “seorang idiot yang menjengkelkan”.

Maka, musim gugur di negeri Belanda yang berangin dan berhujan, tidaklah lebih buruk dari hari- hari Sophie selanjutnya. Kepungan masalah datang beruntun di tengah aroma espresso yang menemani hari- harinya. Krisis ekonomi keluarga, Ray yang bertingkah< dan yang paling parah adalah jebakan masalah yang dibenamkan Antonio Azzaro. Siapa lelaki Italia parlente, bos perusahaan Eco Green yang gemar mengaduk- aduk hatinya itu?

Kepada siapa selayaknya Sophie melabuhkan hatinya?

Review:
Mau tak mau Sophie harus mengikuti aturan main dari Antonio, calon klien yang secara tidak langsung sudah dipermalukan oleh Patricia yang mengutip kata Sophie saat presentasi. Ia diminta Antonio untuk menemani Italiano ganteng itu jalan- jalan selama ia berada di Belanda. Tidak tanggung, kontrak itu berlaku selama sebulan. Sophie tentu saja menolak namun nasib anggota timnya berada di tangannya. Antonio baru akan menandatangani kontrak jika Sophie setuju dengan penawarannya.

Sejak itu Antonio selalu mengajak Sophie ke berbagai tempat – kecuali menyangkut urusan Antonio-, mengaku sebagai pacar Sophie, dan menghibur Sophie saat wanita itu sedang bersedih. Antonio juga lah yang mengajari Sophie agar tetap kuat menghadapi Ray, pria yang dicintai Sophie namun tidak berani berkomitmen, saat Sophie menangkap basah Ray tengah bermesraan dengan wanita lain.

“Sophie, wanita cerdas tak akan mempermalukan dirinya dengan membuat keributan di restoran. Dia bisa menghadapi cecunguk mana pun dengan anggun.” – hal. 25

Sophie sendiri selalu menarik diri dari Antonio meski perasaannya mulai menunjukkan tanda sebaliknya. Dari daerah asal Antonio dan segala urusannya, Sophie menarik kesimpulan bahwa Antonio benar- benar adalah seorang mafia. Magie, sahabat Sophie, mengatakan bahwa imajinasi Sophie sudah terlalu luas. Ia mencari tahu sekilas tentang Antonio melalui internet lalu menceritakan kepada Sophie bahwa pria itu adalah pria baik- baik namun Sophie tetap pada kesimpulannya. Buktinya sudah jelas, Antonio sering menerima telepon yang akan diakhiri dengan mengurus ‘urusan’ mafianya dan surat- surat di mobil Antonio yang hanya ditulisi nama Antonio Azzaro di amplopnya sudah mengungkapkan siapa Antonio.

Di sisi lain, Patricia, bos Sophie, terus- terusan meminta hasil yang baik dari pelatihan yang diberikan tim Sophie kepada perusahaan Antonio. Biaya- biaya telah dikeluarkan dan tidak ada kepastian bahwa klien mereka akan menandatagani kontrak di tengah krisis ekonomi yang tengah melanda. Sophie dituntut untuk lebih mampu meyakinkan Antonio dengan mendekatinya.

Heran, ada hipnotis apa sebenarnya di matanya? Benar- benar mengganggu. – hal. 72

Inilah yang Sophie khawatirkan. Berada di dekat Antonio akan membuat hati Sophie goyah. Juga Sophie takut hal yang buruk menimpa kakaknya, Tina, dan keponakannya, Judith. Hanya mereka satu- satunya keluarga Sophie. Hingga saat Sophie benar- benar menyadari dan mau mengakui perasaannya, Antonio menghilang. Sophie juga terseret ke dalam masalah Antonio.

“Bila hidup ini memang pertarungan, kita baru tahu siapa yang menang dan kalah di akhir kehidupan. Selama kita masih bernapas, masih ada kesempatan untuk menang.”- hal 197

Bagaimana nasib Sophie selanjutnya? Siapa sebenarnya Antonio? Jadikah ia dipecat atas kegagalannya? Siapakah yang akan ia pilih, Ray atau Antonio? Ikuti kisah sehangat kopi ini di Mafia Espresso.

Mafia Espresso. Bayangan saya saat membaca judulnya ialah tentang action dan thriller. Namun isinya tidak seekstrim yang saya bayangkan. Novel ini sudah kelihatan kocaknya sejak awal dan saya menyukai racikan Mbak Francisca.

Masalah sebenarnya baru ketahuan di bagian yang sudah bisa dibilang mendekati akhir. Kisah manis Sophie dengan Antonio tetap menarik untuk diikuti hingga rasa penasaran pembaca atas identitas Antonio terpecahkan. Pembaca juga tidak usah takut bosan untuk membaca hingga selesai karena gaya penulisan Mbak Cisca yang luwes (meski ada beberapa kesalahan penggunaan kata, tapi tidak menjadi masalah besar). Deskripsi mengenai lokasi- lokasi di Belanda tidak kaku mengingat penulis juga tinggal disana, malah bikin ngiler dan kepingin pergi. He he..

Membaca Mafia Espresso dapat membuat kita tertawa, tersenyum, ikut merasakan ketegangan dalam cerita. Apalagi Mafioso Antonio, sebutan Sophie untuk Antonio, dijamin sukses bikin cewek- cewek meleleh dengan kehangatan dan perhatiannya, ditambah ketampanannya. *aiihh..mulai deh acara mengkhayalnya*

Novel bergenre romanctic comedy yang satu ini benar- benar oke, nggak salah banyak teman- teman yang merekomendasikan ke saya. Terima kasih atas rekomennya, kawan. Dan novel ini kembali saya rekomendasikan kepada teman- teman yang belum membacanya. Selamat membaca J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar