Pengarang : Francisca Todi
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal :
320 halaman
Sinopsis :
Dentuman suara
Lady Gaga dari radio tetangga lantai atas, lamat- lamat tenggelam dalam otakku,
lalu mengirim sinyal panik ke seluruh tubuh. Aku terduduk di ranjang. Jam berapa
ini? tanganku meraih telepon genggam di atas meja. Angka yang tertera di layar
membuat rasa panik kembali mencengkeram.
Jam
delapan? Bagaimana mungkin?
Sophie Pieters
mengira masalah terbesarnya pagi itu adalah datang tepat waktu ke kantor,
memberi presentasi memukau, dan memenangkan hati kliennya agar dia dan timnya
tidak kehilangan pekerjaan. Ternyata, salah besar! Masalah sebenarnya dimulai
ketika mobilnya ditabrak dalam perjalanan ke kantor. Setelah menumpahkan
kejengkelannya dan mengebut ke kantor, Sophie dibuat terkejut menemukan pria
penabraknya itu ternyata adalah calon kliennya dari Italia, Antonio Azzaro. Situasi
semakin diperburuk ketika Patricia, bos Sophie, membuka sesi presentasi dengan
tanpa sadar mengutip ucapan Sophie bahwa dia baru saja ditabrak oleh “seorang
idiot yang menjengkelkan”.
Maka, musim
gugur di negeri Belanda yang berangin dan berhujan, tidaklah lebih buruk dari
hari- hari Sophie selanjutnya. Kepungan masalah datang beruntun di tengah aroma
espresso yang menemani hari- harinya. Krisis ekonomi keluarga, Ray yang
bertingkah< dan yang paling parah adalah jebakan masalah yang dibenamkan Antonio
Azzaro. Siapa lelaki Italia parlente, bos perusahaan Eco Green yang gemar
mengaduk- aduk hatinya itu?
Kepada siapa
selayaknya Sophie melabuhkan hatinya?
Review:
Mau tak mau
Sophie harus mengikuti aturan main dari Antonio, calon klien yang secara tidak
langsung sudah dipermalukan oleh Patricia yang mengutip kata Sophie saat
presentasi. Ia diminta Antonio untuk menemani Italiano ganteng itu jalan- jalan
selama ia berada di Belanda. Tidak tanggung, kontrak itu berlaku selama
sebulan. Sophie tentu saja menolak namun nasib anggota timnya berada di
tangannya. Antonio baru akan menandatangani kontrak jika Sophie setuju dengan
penawarannya.
Sejak itu
Antonio selalu mengajak Sophie ke berbagai tempat – kecuali menyangkut urusan
Antonio-, mengaku sebagai pacar Sophie, dan menghibur Sophie saat wanita itu
sedang bersedih. Antonio juga lah yang mengajari Sophie agar tetap kuat
menghadapi Ray, pria yang dicintai Sophie namun tidak berani berkomitmen, saat
Sophie menangkap basah Ray tengah bermesraan dengan wanita lain.
“Sophie, wanita cerdas tak akan
mempermalukan dirinya dengan membuat keributan di restoran. Dia bisa menghadapi
cecunguk mana pun dengan anggun.” – hal. 25
Sophie sendiri
selalu menarik diri dari Antonio meski perasaannya mulai menunjukkan tanda
sebaliknya. Dari daerah asal Antonio dan segala urusannya, Sophie menarik kesimpulan
bahwa Antonio benar- benar adalah seorang mafia. Magie, sahabat Sophie, mengatakan
bahwa imajinasi Sophie sudah terlalu luas. Ia mencari tahu sekilas tentang
Antonio melalui internet lalu menceritakan kepada Sophie bahwa pria itu adalah
pria baik- baik namun Sophie tetap pada kesimpulannya. Buktinya sudah jelas,
Antonio sering menerima telepon yang akan diakhiri dengan mengurus ‘urusan’
mafianya dan surat- surat di mobil Antonio yang hanya ditulisi nama Antonio
Azzaro di amplopnya sudah mengungkapkan siapa Antonio.
Di sisi
lain, Patricia, bos Sophie, terus- terusan meminta hasil yang baik dari
pelatihan yang diberikan tim Sophie kepada perusahaan Antonio. Biaya- biaya
telah dikeluarkan dan tidak ada kepastian bahwa klien mereka akan menandatagani
kontrak di tengah krisis ekonomi yang tengah melanda. Sophie dituntut untuk
lebih mampu meyakinkan Antonio dengan mendekatinya.
Heran, ada hipnotis apa
sebenarnya di matanya? Benar- benar mengganggu. – hal. 72
Inilah yang
Sophie khawatirkan. Berada di dekat Antonio akan membuat hati Sophie goyah. Juga
Sophie takut hal yang buruk menimpa kakaknya, Tina, dan keponakannya, Judith. Hanya
mereka satu- satunya keluarga Sophie. Hingga saat Sophie benar- benar menyadari
dan mau mengakui perasaannya, Antonio menghilang. Sophie juga terseret ke dalam
masalah Antonio.
“Bila hidup ini memang pertarungan, kita baru tahu siapa yang
menang dan kalah di akhir kehidupan. Selama kita masih bernapas, masih ada
kesempatan untuk menang.”- hal 197
Bagaimana nasib
Sophie selanjutnya? Siapa sebenarnya Antonio? Jadikah ia dipecat atas
kegagalannya? Siapakah yang akan ia pilih, Ray atau Antonio? Ikuti kisah
sehangat kopi ini di Mafia Espresso.
Mafia Espresso. Bayangan saya saat membaca
judulnya ialah tentang action dan thriller. Namun isinya tidak seekstrim
yang saya bayangkan. Novel ini sudah kelihatan kocaknya sejak awal dan saya menyukai
racikan Mbak Francisca.
Masalah sebenarnya
baru ketahuan di bagian yang sudah bisa dibilang mendekati akhir. Kisah manis Sophie
dengan Antonio tetap menarik untuk diikuti hingga rasa penasaran pembaca atas
identitas Antonio terpecahkan. Pembaca juga tidak usah takut bosan untuk
membaca hingga selesai karena gaya penulisan Mbak Cisca yang luwes (meski ada
beberapa kesalahan penggunaan kata, tapi tidak menjadi masalah besar). Deskripsi
mengenai lokasi- lokasi di Belanda tidak kaku mengingat penulis juga tinggal
disana, malah bikin ngiler dan kepingin pergi. He he..
Membaca Mafia
Espresso dapat membuat kita tertawa, tersenyum, ikut merasakan ketegangan dalam
cerita. Apalagi Mafioso Antonio, sebutan Sophie untuk Antonio, dijamin sukses
bikin cewek- cewek meleleh dengan kehangatan dan perhatiannya, ditambah
ketampanannya. *aiihh..mulai deh acara
mengkhayalnya*
Novel
bergenre romanctic comedy yang satu
ini benar- benar oke, nggak salah banyak teman- teman yang merekomendasikan ke
saya. Terima kasih atas rekomennya, kawan. Dan novel ini kembali saya
rekomendasikan kepada teman- teman yang belum membacanya. Selamat membaca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar