Judul :
Morning Brew
Pengarang : Nina Addison
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
224 halaman
Sinopsis :
Seandainya kita bisa tahu dia memang ditakdirkan untuk kita.
Seandainya ada jaminan cinta yang kita punya tidak akan membuat kita pecah berkeping-
keping. Seandainya soal jodoh ada di tangan kita. Sayangnya, dalam hidup tidak
ada yang pasti. Soal cinta apalagi.
Karenanya ketika Boy, pacar tujuh tahunnya Reney, tiba- tiba bilang
putus, Reney seperti dibuang ke lubang tanpa dasar dan tidak yakin bisa keluar
lagi dari kegelapan di dalamnya. Tapi apa iya?
Yuk, mampir ke dunia Morning Brew. Reney, Danny, dan Ivana dengan
senang hati siap menemani dengan cerita dan segelas kopi hangat plus semangkuk soup of the day yang akan bikin kamu
ketagihan!
Review :
Ketika kita sudah membayangkan hal- hal
indah namun yang terjadi malah sebaliknya, rasanya..sakit sekali! Itulah yang
dialami oleh Reney ketika Boy, pacarnya mengajaknya makan malam untuk
memberitahukan kabar gembira bahwa ia mendapat beasiswa kuliah di Inggris.
Sebagai pacar, siapa sih yang tidak senang? Kabar buruknya, Boy minta putus.
Dunia seakan kiamat saat itu juga. Bagaimana tidak? Tujuh tahun, bo.
Jadilah Reney menjalani hari- harinya
tanpa Boy. Statusnya kini tidak lagi sebagai kekasih Boy tapi hatinya menolak
keras. Boy masih selalu ada dalam pikiran dan hati Reney. Kedua sahabatnya,
Danny dan Ivana, mencoba untuk menghibur dan mencarikan teman pria agar Reney
terbebas dari bayangan Boy. Hingga suatu kesempatan membuka hati untuk pria baru
tiba. Pria itu Roni, sahabat Boy. Sayangnya, karena yang ada dalam pikiran
Reney hanyalah Boy, maka Reney menjadikan
Roni sebagai Boy. Saat ia sadar, Roni tidak keberatan karena pria itu telah
jatuh hati pada Reney sebelumnya. Tidak mau melukai Roni lebih dalam, Reney
memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Roni.
Kembali Reney menjalani hidupnya
sendiri. Danny dan Ivana selalu mendukungnya. Boleh dibilang Morning Brew
adalah rumah kedua Reney. Disini ia punya rekan kerja sekaligus sahabat yang
sangat memahaminya. Berinteraksi dengan pelanggan, membuatkan menu kesukaan
mereka, juga membuat Reney selalu mendapat feel
yang berbeda. Disini lah jiwa Reney. Meskipun – dulu Boy tidak menyukai kalau
Reney bekerja di sini, tapi Reney tidak peduli. Ia menikmatinya.
Beberapa lelaki silih berganti dalam
kehidupan percintaan Reney. Tapi secepat itu pula kisah mereka berakhir.
Beberapa tahun setelah kepergian Boy ke London, pria itu kembali. Kini ia bukan
Boy yang dulu. Boy telah berubah. Ia menyesal telah meninggalkan Reney dulu,
namun ada alasan dibalik itu semua. Kali ini ia tidak akan melepaskan Reney.
Apakah Reney akan menerima Boy kembali? Saat dihadapkan dengan pilihan, cinta
atau sahabat yang akan Reney pilih? Ikuti kisah sehangat kepulan uap kopi di
Morning Brew.
“Hal pasti yang kedua adalah, ketika harus pergi,aku nggak
mungkin meninggalkan kamu di sini, terikat komitmen
denganku selama bertahun- tahun. Itu… egois.” – Boy, hal.
166-167
“Ibarat tulisan, Ren,semua kalimat yang lo tulis harus ada
titiknya untuk bisa lo lanjutkan ke kalimat berikutnya. Buat gue patah hati
juga seperti itu. Selesaikan dengan titik. Ucapkan selamat tinggal dari
hati.Lalu berikan maaf pada dia dan pada diri lo sendiri. Pada akhirnya,rasa
ikhlas itu akan datang dengan sendirinya seiring waktu.”- Andi, hal. 214
Menurut saya…
Éclair untuk novel yang satu ini.
Seperti kata Reney, éclair itu mudah,
menyenangkan, dan bikin ketagihan. Rasanya saat membaca novel ini ya seperti
itu. Saya suka cara pengarang menuliskan kisah ini. Awalnya saya mengira bahwa
novel ini akan membosankan dengan topik persahabatan dan percintaan dengan setting di café yang mereka kelola bersama. Dan ternyata…novel perdana dari
Mbak Nina tidak mengecewakan. Isinya pas. Suasana hangat di Morning Brew juga dapet.
Persahabatan Reney, Danny, dan Ivana tidak terkesan dipaksakan. Kisah cintanya
juga demikian. Ketika hendak mencapai klimaks juga oke penyampaiannya.
Ditambah dengan lima intermeso dengan
info yang membuat pengetahuan saya bertambah. Kekurangannya….emm…apa ya?
Aaa..ada satu, soal Danny. Awalnya saya sempat bingung, Danny itu cowok apa
cewek dengan nama cowok? Dan setelah membaca lebih lanjut, barulah saya tahu
kalau Danny itu cowok. Selebihnya bagus menurut saya, secara saat saya bacanya
juga santai sekali karena novel ini ringan.
Well, novel ini saya rekomendasikan buat teman- teman pecinta Metropop. Selamat membaca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar