Pengarang :
Irin Sintriana
Penerbit :
Media Pressindo
Tebal : 192 halaman
Sinopsis :
Dia melukis pelangi di hidupmu yang hitam putih.
Mengisi hari- harimu dengan kejutan- kejutan manis.
Menggenggam erat tanganmu,
seolah tak akan pernah lagi melepasnya.
“Aku mencintaimu,” katanya.
Dan kamu percaya, bahwa hanya kamulah satu- satunya.
Kemudian kamu mendapati dirimu terkhianati.
Ingin sekali mengucapkan sesuatu, namun lidahmu terlalu kelu.
Air matamu meleleh, genangan bening mengalir membentuk anak sungai di pipimu.
Ternyata, setahun saja tidak cukup.
My review :
Apa reaksimu ketika mengetahui bahwa orang yang sedang
berargumen denganmu, yang kamu kira bukan orang penting, ternyata adalah bosmu?
Hal ini yang terjadi pada Erish, manager HRD PT Cemerlang Group. Ia melupakan acara
penting di perusahaan. Hari itu hari pengenalan direktur baru dan Erish
bertugas sebagai MC acara tersebut. Dan hari Erish semakin kacau ketika ia
salah mengenali bos barunya yang ia kira hanyalah undangan biasa. Oh my gosh.. betapa malunya ia saat itu.
Atas kesalahannya, Erish dihukum oleh Pak Frans,
direktur barunya, menjadi sekretaris pria itu selama dua minggu sebelum
sekretaris Pak Frans datang. Kesan pertama sih menegangkan. Namun ketegangan
itu mencair menjadi kehangatan dari persahabatan yang ditawarkan oleh Frans. Dan
Frans mulai jatuh cinta pada Erish.
“Melupakan berarti berusaha menghapus kenangan,
sedangkan merelakan berarti belajar melepaskan. Dan kenangan tidak mungkin
dihapus, Erish. Yang perlu kamu lalukan adalah merelakannya, menutup rapat
pintu itu” (hal. 54)
Damian.
Nama
pria itu begitu meresahkan Erish. Pria yang sangat dicintai Erish namun pria
itu lah yang paling melukai Erish. Damian datang kembali ke dalam hidup Erish,
memohon kesempatan yang sudah entah keberapa yang ia minta. Dan ketika Erish
menolak, Damian menggunakan cara licik dengan membatalkan kontrak kerjasama PT
Cemerlang dengan PT Elang, perusahaan kakak Damian. Demi menyelamatkan
perusahaan Frans, Erish harus melepaskan pria itu. Erish sadar ia telah jatuh
cinta kepada Frans.
Apakah
Frans benar- benar harus menjauh dari kehidupan Erish yang berarti Erish harus
terjatuh sekali lagi?
“Hati
itu milikmu, dan hanya kamulah yang berhak memilih kepada siapa kamu ingin
memberikannya.” (hal. 100)
Kalo saya bilang….
Novel
karya Mbak Irin yang satu ini tidak ribet. Ringan malah ceritanya. Pembaca tidak
perlu pusing mengikuti alur ceritanya. Konfliknya juga nggak mutar kemana-
mana, jadi nggak bingung. Senang sekali dengan tokoh Frans yang sangat tulus
mencintai Erish dan sangat menghargai wanita. Tidak seperti Damian yang sangat
tidak sopan dan suka mempermainkan wanita (dalam hal ini Erish).
Namun
ceritanya mengalir terlalu cepat. Frans jadi terkesan mudah jatuh cinta padahal
saat itu ia baru kenal Erish. Dan ada sedikit yang mengganjal menurut saya di
halaman 77 dimana Erish terlihat kaget mendengar nama Nathan Wijaya, pemilik
Elang Group. Di sana Erish terkesan baru mengetahui bahwa Nathan lah pemilik
Elang Group padahal seharusnya ia sudah mengetahui hal ini sebelumnya. (ini
menurut saya loh, Mbak)
Mengenai romance
nya, itu berasa di novel ini. Buat teman- teman yang suka novel romance tapi konfliknya tidak
berkepanjangan dan bacanya santai, novel ini boleh jadi teman baca di waktu
luang. Selamat membaca dan selamat berburu. Bagi teman- teman yang ingin tahu karya Mbak Irin yang lainnya, nih ada rekomendasinya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar