Judul : Resign!
Pengarang : Almira Bastari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
288 halaman
Sinopsis
:
Kompetisi sengit terjadi di sebuah kantor
konsultan di Jakarta. Pesertanya adalah para cungpret, alias kacung kampret.
Yang mereka incar bukanlah penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau
bonus terbesar, melainkan memenangkan taruhan untuk segera resign!
Cungpret
#1: Alranita
Pegawai termuda yang tertekan akibat
perlakuan semena- mena sang bos.
Cungpret
#2: Carlo
Pegawai yang baru menikah dan ingin mencari
pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi.
Cungpret
#3: Karenina
Pegawai senior yang selalu dianggap tidak
becus tapi terus- menerus dijejali proyek baru.
Cungpret
#4: Andre
Pegawai senior kesayangan sang bos yang
berniat resign demi menikmati
kehidupan keluarga yang lebih normal dan seimbang.
Sang
Bos: Tigran
Pemimpin genius, misterius, dan arogan, tapi
dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usia yang cukup muda.
Resign
sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya
radar yang sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu akan terbaca olehnya.
Pertanyaannya, siapakah yang akan memenangkan taruhan?
Review :
Bagaimana caranya bertahan dalam pekerjaan
yang membuat kita tertekan luar dalam? Resign
rasanya jawaban yang paling masuk akal. Jadi di sinilah para cungpret – kacung
kampret – berkumpul dan berlomba untuk terbebas duluan dari bos yang arogan dan
semena- mena itu.
“Belum pulang?” tanya Tigran yang tiba- tiba muncul dengan tas
kerja.
“Belum,” jawabku sambil menggeleng.
Kening Tigran berkerut. “Nggak usah pura- pura kerja. Saya tahu kamu
lagi nggak ada kerjaan.” (hal.58)
Sayangnya naluri sang bos lebih kuat daripada
detektif. Berkali- kali Alranita hendak menghadiri interview kerja, namun selalu gagal. Siapa lagi penyebabnya kalau
bukan Tigran? Belum lagi Tigran suka memberinya pekerjaan setumpuk, mencela
hasil pekerjaannya. Rasanya pengin cepat kabur saja.
“Kamu kalau bikin report yang benar. Kalau halaman pertama
saja jelek, bagaimana saya mau membaca selanjutnya?” (hal.
70)
Mbak Karen salah satu sasaran Tigran yang
paling empuk. Rasanya pekerjaan Mbak Karen tidak pernah ada benar- benarnya.
Herannya Tigran toh tetap menjejalinya pekerjaan yang menggunung. Intinya
bekerja di bawah pimpinan Tigran nggak bakal jauh- jauh dari kata lembur.
Lembur Tak Berujung
“Saya nggak pernah menyuruh lembur. Kalau kamu sampai lembur,
justru saya yang harusnya bertanya, dari pagi ngapain saja?” – Bos yang tidak
ingin dibantah (hal.189)
Tak jarang argumentasi antara Alranita dan
Tigran sering terjadi. Lucunya walaupun Tigran adalah atasannya, Alranita tidak
pernah takut padanya. Mungkin efek stres berada di bawah pimpinan Tigran.
“Mau cuti, Pak.”
Tigran menoleh, yang kurespons
dengan senyuman.
“Saya tanya sekali lagi,” akhirnya
kalimat ini keluar lagi dari Tigran setelah sekian lama, “cutinya buat apa?” (hal. 83)
Tigran sebagai bos yang terlihat keren dari
luar juga membangkitkan rasa penasaran para cungpret. Mereka tidak pernah
melihat bosnya membawa pasangan. Bahkan mereka menganggap bahwa saking diktator
bosnya, tidak ada wanita yang mau menjadi pendampingnya. Padahal sayang, bos
mereka ganteng lagi kaya.
Pikiranku menggembara, mengingat semua kejadian yang mungkin
kulewatkan. Kebohongan Tigran soal Arya. Kejengkelan Arya yang baru menemukanku
sekarang. Tigran yang mau turun dan berkenalan dengan keluargaku, pada saat
teman laki- laki lain memilih menunggu di luar. Tigran yang mengkhawatirkanku
ketika kami di Langkawi. Tigran mengelap sudut bibirku barusan. Apakah ini yang
dimaksud cocokologi oleh Carlo? (hal.160)
Hanya belakangan Tigran semakin sering
terjebak berdua dengan Alranita. Hal ini
membuat Alranita pusing. Di satu sisi ia merasa risi, di sisi lain ia juga
mulai merasa nyaman. Mengapa Tigran bersikap seperti itu ya? Siapa yang
berhasil keluar duluan dari perusahaan? Ikuti keseruannya dalam Resign!
“Iya, kamu harus
memperbanyak senyum. Kalau sama Arya kamu bisa ketawa sampai sakit perut, bisa
lembut. Kenapa sama saya galak terus?”
“Saya kenal kak Arya
sejak di Melbourne. He was my friend back
then. Dia juga orangnya baik,” kataku dengan intonasi rendah.
“Memangnya saya jahat?”
tanya Tigran tidak terima. (hal. 159)
:
Terbaik di awal tahun ini. Itu kalimat yang
saya rasa mewakili pendapat saya tentang novel ini. Bagaimana tidak, selain page turner banget, novel ini kocak dan
seru. Saya pribadi pernah berada di posisi para cungpret dan resign rasanya menjadi proyek yang
menyenangkan di tangan mereka. Ha ha.
Tigran sebenarnya adalah atasan yang oke
banget tanpa disadari oleh bawahannya.Hanya saja emosinya suka meledak- ledak
dan ia tidak menunjukkan rasa pedulinya di hadapan mereka.
Walaupun novel ini mudah ditebak isinya,
nggak mengurangi keseruan baca novel ini. Hampir nggak ada minusnya ini
novelnya, minusnya hanya kurang tebal dan saya sedih sewaktu mencapai halaman
terakhir perjuangan para cungpret.
Nggak banyak cerita, ini novel recommended banget buat semua pencinta
Metropop, bahkan yang jarang baca novel sekalipun. Ini adalah Metropop dengan bookmark
terbanyak versi saya. 5 dari 5 untuk para cungpret. Sekali cungpret, tetap
cungpret! Kalau lagi bete kerjaan, ingat saja motto cungpret yang satu ini :
Resolusi Awal Tahun
“Apalah artinya usaha resign saat melihat rekening pada awal
tahun?” – Cungpret setelah menerima bonus
(hal. 125)
Novel ini juga jadi project baca dan posting bareng BBI-ers Medan lainnya. Ini dia mereka:
1. Ocemei di sikutubukuocemei
2. Putri Utama
3. Lilis
4. Nova
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus