Daftar Review

Minggu, 20 Oktober 2013

Tears in Heaven - Angelia Caroline

Judul               : Tears in Heaven
Pengarang      : Angelia Caroline
Penerbit         : Gagasmedia
Tebal              : 346 halaman

Sinopsis :
Aku akan merindukanmu.
Tak  sedetik pun hatiku luput dari denyut perih karena kehilanganmu.
Kau tinggal terlalu sebentar, pergi terlalu cepat. Seperti rahasia Ilahi lainnya yang tak benar- benar kumengerti, terkadang aku bertanya- tanya mengapa Tuhan hanya memberi watu sedikit untuk kita. Tapi aku tidak menyesalinya. Karena sejak awal pun aku tak pernah berusaha menghindari kebersamaan kita.

Aku akan merindukanmu.
Dan aku tahu, mulai hari ini, perasaan ini akan senantiasa menyiksaku. Tapi tak apa, sungguh tak apa. Sakitnya masih tak seberapa…ketimbang harus melupakanmu.

Review :
Nathan harus meninggalkan Bali saat ia disarankan oleh dokter disana untuk diperiksa si bagian onkologi (pengobatan kanker). Julia, ibunya, segera menghubungi Anthony, ayah Nathan yang adalah seorang dokter onkologi di Jakarta. Nathan tidak tahu bagaimana hidupnya sekarang.

Tinggal bersama ayah dan ibu tiri serta adik tirinya kedengarannya bukan ide bagus. Lidya,ibu tiri Nathan, sangat memperhatikan Nathan namun ia tidak peduli. Siapa yang akan rela kalau ayahnya lebih memilih wanita baru dan meninggalkan keluarganya? Nathan tidak mau capek- capek untuk bersikap manis terhadap Lidya.

Di sekolah barunya, Nathan harus meninggalkan ekskul favoritnya. Ia tidak dianjurkan oleh kepala sekolah untuk bermain basket agar tidak kelelahan. Ternyata kehidupan barunya di Jakarta tidak buruk- buruk amat setelah ia bertemu dengan tiga orang yang menjadi sahabatnya. Marvin, Brian, dan Tania. Mereka juga tidak meninggalkan Nathan saat akhirnya mereka tahu penyakit yang diderita Nathan.

Selain sahabatnya, ada satu siswi yang menarik perhatian Nathan, Kayla. Ia yang membantu Nathan saat cowok itu menanyakan lokasi kelas. Nathan bertemu lagi dengannya saat Nathan diusir keluar oleh guru Sejarahnya karena ia terus- terusan melihat ke luar. Ternyata cewek itu masih duduk di koridor sambil membaca buku.

Saat- saat bersama Nathan seperti ini selalu membuat hatinya terasa bahagia. (hal. 168)

Bersama Kayla, Nathan merasakan ada sesuatu yang berbeda saat ia tengah bersama ahabat- sahabatnya. Kayla bukan gadis biasa. Ia terasa begitu memahami Nathan. Bahkan ia tidak berkomentar banyak saat melihat obat- obatan Nathan yang jatuh karena ia sudah tahu itu obat untuk penderita leukemia. Kayla begitu pengertian. Ia yang menemani Nathan menghabiskan waktu di kamar cowok itu saat Nathan sedang tidak masuk sekolah pasca kemoterapi yang dijalaninya. Kayla juga yang menyemangati Nathan saat cowok itu sudah menyerah pada penyakitnya.

Tiba- tiba Kayla merasakan matanya sendiri menghangat. Semua ini terasa terlalu singkat, sesingkat embun pagi yang hilang seiring naiknya matahari. (hal. 188)

Berbeda dengan Nathan yang tidak menyukai Tara, adik tirinya, Kayla sangat akrab dengan Tara.  Melihat hubungan yang tidak mengenakkan ini, Tara bertekad untuk membantu memperbaiki hubungan Nathan dengan Tara.

Usaha Kayla tidak sia- sia. Kini Nathan tidak lagi membenci Tara. Perlahan hubungan Nathan dengan ayah dan ibu tirinya juga membaik. Sayangnya Kayla tidak pernah mengunjungi Nathan lagi. Padahal Nathan sangat merindukannya. Berbagai momen telah mereka lewati bersama.

Mengapa Kayla tiba- tiba menjauhi Nathan? Ada rahasia apa yang tidak diketahui Nathan? Ikuti yuk kisah dua remaja ini dalam Tears in Heaven.


Sebagai pendatang baru dalam dunia novel, saya mengakui ini debut yang oke banget dari Angelia. Ceritanya mengharukan sekali dan twist nya oke punya. Tidak sampai membuat saya menangis, memang, tapi cukup untuk membuat trenyuh sejenak saat sampai di bagian itu *sensor supaya tidak spoiler*.

Tokoh- tokohnya (menurut saya) juga terlihat alami. Jadi pas baca tidak merasa kaku sama karakter tokohnya. Hanya saja ada beberapa bagian yang terlalu panjang yang – saya rasa – tidak perlu sehingga sempat bosan sebentar. Untung ceritanya kembali lagi dengan pas, jadi kembali menikmati ceritanya.

Selain itu, deskripsi yang diulang- ulang. Misalnya saat penulis menjelaskan salah satu ciri khas Nathan yaitu bola matanya yang berwarna kelabu kebiruan. Di beberapa bagian, deskripsi itu ditemukan kembali sehingga terkesan diulang- ulang.

Selebihnya oke. Pas dengan selera teenlit saya. Empat bintang buat Tears in Heaven. Ditunggu ya karya selanjutnya J Novel ini saya rekomendasikan bagi teman- teman penyuka roman remaja. Selamat membaca J





Senin, 14 Oktober 2013

Tiga Venus - Clara Ng

Judul               : Tiga Venus
Pengarang      : Clara Ng
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 296 halaman

Sinopsis :
What does it take to be a woman?

Tiga perempuan : Juli, Emily, Lies.
Tiga status : ibu rumah tangga, lajang, janda.
Tiga hari superburuk.
Tiga keinginan dalam hati.

Apa yang terjadi selanjutnya ketika alam semesta mengabulkan kehendak mereka, menukar jiwa di tubuh yang berbeda, Juli menjadi Lies, Lies menjadi Emily, dan Emily menjadi Juli?
Lucu, haru, dan feminin.
Dan di atas itu semua, pernahkah kau sungguh- sungguh ingin tahu bagaimana rasanya menjalani hidup orang lain?

Review :
Tiga wanita yang mengeluhkan kehidupan mereka dijawab oleh alam. Mereka tidak lagi menghadapi hidup mereka tetapi kehidupan mereka dalam tubuh yang lain.

Juli adalah ibu rumah tangga merangkap pengusaha catering dengan anak- anaknya yang masih kecil- kecil, mertua yang bawel, dan seolah belum  cukup ribetnya, ia malah hamil lagi.

Lies adalah guru SMA dengan masa lalu kelam, yang tengah menghadapi problema seorang murid. Murid kesayangannya, Kim, hamil dan tengah kritis di rumah sakit karena melakukan aborsi.

Hidup Emily tidak kalah pusingnya. Ia tidak berencana menikah dan selalu fokus pada pekerjaannya.

Kesibukan- kesibukan mereka membuat mereka untuk mensyukuri hidup hingga suatu hari jiwa mereka berganti tubuh. Juli terdampar dalam tubuh Lies, Lies dalam tubuh Emily, dan Emily dalam tubuh Juli. Celaka! Bagaimana hidup mereka selanjutnya?

Mau tidak mau mereka harus berusaha untuk menjalankan peran baru mereka sebaik mungkin.

Emily yang selalu anti terhadap lelaki kini tiba- tiba bersuami (suaminya Juli sih) dan harus mengurus masakan untuk rantangan yang jelas- jelas bukan keahliannya. Belum lagi anak- anak kembarnya yang menimbulkan masalah.

“Maretta tidak perlu dihukum sendirian. Si raksasa jelek itu juga patut dihukum karena dia melecehkan orang lain. Oke, aku mengerti Maretta memang bersalah karena dia menyelesaikan masalah dengan tendangannya. Anak itu harus diajar untuk menegakkan kepala tinggi- tinggi ketika dihina, menahan keinginan sekuat- kuatnya untuk menghajar anak lain, jangan memasukkan apapun ke dalam hati, dan melawan provokasi dengan pemikiran yang positif.” (Emily sebagai Juli di hal. 227)

“Bagiku agama tidaklah penting. Buat apa sok rajin ke gereja atau ibadah tapi perilakunya tetap tercela.” (Emily sebagai Juli di hal. 227)

Juli tidak kalah repotnya. Ia yang tidak berpengalaman sama sekali menjadi guru kini harus menangani masalah Kim dan memperjuangkan perlindungan bagi murid yang kedapatan hamil di luar nikah.

“Pendidikan harus selalu berbasis hati nurani. Sekolah dan keluarga adalah penjaga gawang utama atas nama cinta dan kemanusiaan. Jadi, jika murid melakukan kesalahan dalam hidupnya, sekolah seyogyanya tidak memunggungi siswa dan meninggalkannya seorang diri.” (Juli sebagai Lies di hal. 257)

“Aborsi adalah tindakan terakhir remaja kita yang menghadapi jalan buntu, kesepian, dan tanpa bimbingan.” (Juli sebagai Lies di hal. 257)

Lies yang hidup datar setiap hari, terjebak masa lalu kelam,  mengenakan pakaian gelap untuk mengajar, dan berkutat dengan setumpuk novel di rumahnya yang sederhana kini duduk di kantor, menjadi orang penting. Bayangkan!

“Karena sejak kita bertukar tubuh, aku merasa nggak mempunyai otak yang sama lagi. Kejadian ini membuat kecerdasanku menurun drastis.” (Lies sebagai Emily di hal. 161)

“Aku tadi mewawancarai Orien…” “Wawancaranya bukan sekadar wawancara menerima calon pegawai baru. Ini wawancara seperti para calon profesor mempertahankan tesisnya.” (Lies sebagai Emily di hal. 240-241)

Tindakan terbaik berdamai dengan masa lalu adalah menguburkannya dengan prosesi yang penuh penghormatan. (hal. 240)

Namun Tuhan selalu adil. Pergantian ini memberi hikmah tersendiri bagi mereka bertiga. Ada yang mereka pelajari dan masalah baru yang muncul perlahan mereka selesaikan. Mereka menjadi dekat satu dengan yang lainnya. Jika yang satu mengalami masalah, yang lain mencoba untuk memberikan solusi.

Berapa lama mereka harus bertukar tubuh? Selamanya? Ikuti kisah seru mereka dalam Tiga Venus.

Lagi- lagi konsep cerita Mbak Clara khas dan unik. Meski awalnya sempat dipusingkan dengan pergantian tubuh dan karakternya, saya menikmati cerita ini. Menikmati kejar- kejaran mereka dengan waktu dan masalah- masalah yang mereka hadapi. Juga deskripsi situasi dan kondisi yang tepat sehingga keruwetan itu terasa nyata membuat kisah ini lebih hidup.
Kisah Tiga Venus ini seru, menegangkan, dan juga kocak. Cocok dinikmati saat sedang santai. Bagi teman- teman yang belum membaca, novel ini bisa jadi rekomendasi di waktu luang teman- teman. Selamat membaca J

My Last Love - Agnes Davonar

Judul               : My Last Love
Pengarang      : Agnes Davonar
Penerbit         : Inandra Published
Tebal              : 364 halaman
Sinopsis :
My Last Love diangkat dari sebuah cerita online dengan judul sama. Kisah ini telah dibaca lebih dari 150.000 pembaca sejak diterbitkan secara online. Angel yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Hendra, tiba- tiba mengalami sebuah kecelakaan mobil yang disebabkan oleh Martin sehingga membuat kakinya lumpuh.
Martin melarikan diri dari kecelakaan itu, sedangkan Angel selain menjadi cacat ia juga harus kehilangan Hendra yang membatalkan pernikahannya. Waktu berjalan mempertemukan lagi Martin dengan Angel. Martin merasa menyesal karena perbuatannya, hidup Angel sangat menderita. Ia pun bertekad untuk menyembuhkan Angel dengan cara apapun walau harus merahasiakan siapa dirinya sesungguhnya.
Ketika harapan kesembuhan Angel datang, Martin harus menerima kenyataan dirinya terinfeksi virus HIV. Ia pun berjuang melawan waktu tanpa peduli keadaannya, agar dapat melihat kaki Angel kembali normal. Ketika Angel sembuh, ia menyadari satu hal bahwa Martin adalah pelaku yang membuat kakinya lumpuh. Ia menghadapi pilihan sulit karena cinta mulai bersemi di hatinya terhadap Martin yang selama ini lari dari tanggung jawab tragedi kecelakaan dulu, walau ia tahu pria itu sedang berjuang melawan penyakit di tubuhnya. Haruskah ia memaafkan Martin karena kecelakaan itu? Ataukah meninggalkan pria yang telah terinfeksi HIV itu?

Review :
Angel merasa ia adalah wanita paling berbahagia karena malam ini, tepat di tahun ketiga hubungannya dengan Hendra, kekasihnya, ia akan dilamar. Ia telah mempersiapkan kado untuk Hendra juga dan malam  ini ia berdandan lebih cantik dari biasanya. Menolak dijemput oleh Hendra, Angel memilih untuk menaiki vespa yang biasa ia gunakan untuk berpergian. Sayangnya malam yang seharusnya menjadi momen indah itu berubah menjadi malapetaka yang mengubah hidup Angel.
Adalah Martin, playboy yang tidak pernah menghargai hidupnya. Hari- harinya dilewati dengan bermain tenis, dugem di diskotik, dan sederet kehidupan liar yang membuat hidupnya tidak teratur. Hubungannya dengan ayahnya tidak pernah akur. Hanya ibunya yang selama ini mendukungnya.
Sore itu, Martin hendak menemui Agnes, wanita incarannya, untuk menemani Agnes berbelanja di mal. Karena telah berjanji untuk tepat waktu, Martin mencari jalan pintas memacu mobilnya dengan cepat saat ia terjebak macet.
Martin yang ngebut dari sisi yang berlainan tidak memperhatikan Angel yang sedang mengendarai sepeda motornya, begitu pula dengan Angel yang sambil mendengarkan lagu melalui headsetnya sehingga tidak mendengar deru mobil Martin di dekatnya. Maka tabrakan itu pun terjadi.
Martin keluar dan melihat tubuh Angel tengah bersimbah darah. Dilihatnya wanita itu juga kesakitan. Martin takut. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menabrak orang. Ketakutan itulah yang akhirnya membawanya untuk kabur meninggalkan lokasi.
Sejak saat itu kehidupan mereka berdua berubah. Angel harus menerima keadaan bahwa kakinya lumpuh. Tidak hanya itu, hubungannya dengan Hendra juga harus kandas karena tidak mendapat restu dari ibu Hendra. Sedangkan Martin menenangkan diri di Perth. Ibunya baru mengizinkannya untuk kembali setelah setahun menetap di sana. Hidup Martin tidaklah tenang. Setiap saat ia dihantui rasa bersalah terhadap Angel.
Hari demi hari berlalu dan tahun pun telah berganti. Martin telah kembali ke Indonesia. Ia berubah menjadi pria yang lebih baik dan penurut. Kali ini tujuannya adalah untuk menemukan Angel dan menebus rasa bersalahnya. Ia akan membuat Angel bahagia apapun itu.
Saat Martin telah menemukan Angel dan mengetahui kondisinya, Martin bertekad untuk membuat Angel dapat berjalan lagi. Segala upaya ia lakukan bahkan membawa Angel ke Amerika untuk menjalani operasi. Sekarang usaha Martin tidak hanya untuk menebus dosanya pada Angel tapi ia telah jatuh cinta pada Angel.
Namun saat kenyataan demi kenyataan terungkap, masihkan Angel memaafkan Martin? Bersediakah Angel menerima Martin? Ikuti kisah selengkapnya di My Last Love.
Novel ini merupakan salah satu karya Agnes Davonar yang telah difilmkan. Sebelum membaca novel ini saya sudah pernah membaca cerpen yang dimuat online di situsnya ( agnesdavonar.net ) dan saya menyukai ceritanya. Jadilah pas pesan novel Mbak Agnes yang lain, novel ini turut saya beli juga. Seperti biasa, setiap cerita Mbak Agnes mengandung pesan. Dari kisah Angel-Martin kali ini kita dapat belajar untuk lebih menghargai hidup juga berusaha untuk memaafkan.
keterangan di halaman awal yang belum diganti
Dari segi penulisan, gaya penulisan Mbak Agnes terkesan blak- blakan, seperti bercerita begitu saja. Kesalahan pengetikan juga ditemukan di beberapa bagian dan masih juga dijumpai kalimat dengan kata- kata ala SMS. Pembendaharaan katanya itu yang membuat saya kurang nyaman padahal konsep ceritanya sudah oke.
Lagi, keterangan sampulnya yang masih menggunakan keterangan untuk sampul lama padahal sampul sudah diganti dengan edisi film.
Tapi dari konsep cerita, oke. Saya suka. Bagi teman- teman yang belum dan  ingin membaca karya Agnes Davonar, teman- teman dapat mengunjungi blog Mbak Agnes di agnesdavonar.net. Selamat membaca J