Pengarang :
Mira W.
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
240 halaman
Sinopsis :
Tiga belas tahun yang lalu, karena takut ketingalan kereta,
Arini telah menumpang kereta yang salah. Kereta yang menjerumuskannya ke jurang
penderitaan.
Dia mengita tidak ada lagi kereta yang akan melintasi
hidupnya. Tetapi dalam kereta api terakhir menuju Stuttgart, dia bertemu dengan
Nick. Dan dalam diri lelaki yang lima belas tahun lebih muda itu, Arini sadar,
masih ada kereta yang akan lewat.
Kereta yang membawanya ke Jakarta. Mempertemukannya kembali
dengan mantan suaminya. Yang pernah menjadikannya istri pulasan untuk menutupi
skandal cintanya dengan Ira, sahabat Arini yang telah menikah.
Review :
Kepolosan Arini membawanya pada kehancuran. Ia dibohongi
oleh sahabatnya sendiri, Ira. Demi menutupi perselingkuhannya dengan Helmi, Ira
mengorbankan Arini.
Ira ingin agar suaminya tidak lagi curiga. Ia mencintai
Helmi, namun ia juga tidak mau bercerai dan berpisah dengan anak- anaknya. Oleh
karena itu, ia menyusun sebuah rencana: menjodohkan Helmi dengan Arini.
Helmi awalnya menolak. Ia tidak tega untuk menyakiti Arini.
Helmi tidak mencintai Arini, ia hanya kasihan pada wanita itu. Namun ia tidak
berdaya. Dengan terpaksa Helmi mengikuti rencana jahat Ira, demi cintanya pada
Ira.
Kebohongan itu akhirnya terungkap. Ira diceraikan oleh
suaminya dan Arini menjadi stress pasca melahirkan putrinya. Ia bercerai dengan
Helmi dan memulai hidupnya yang baru.
Arini sekarang bukan Arini yang polos seperti dulu. Ia menjadi
wanita yang dingin dan gila kerja hingga perusahaan tempat Arini bekerja
memberikan Arini beasiswa studi ke Jerman.
t
Saat sedang dalam perjalanan kembali dari liburan, Arini
bertemu seorang pemuda aneh di kereta api yang meminta bantuan Arini untuk
menghindari kondektur karena ia tidak memiliki tiket. Pemuda itu bernama
Nick. Walaupun enggan, Arini
membantunya. Ia malah memberi Nick uang. Arini berharap agar ia tidak bertemu
dengan Nick lagi. Ternyata tidak. Ponsel Arini jatuh di kereta api dan Nick
memungutnya.
Di lain kesempatan, Nick berkunjung ke flat Arini. Awalnya
Arini tidak menghiraukannya. Tetapi ia tidak tega juga. Nick adalah seorang
pemuda bebas yang senang bercanda dan gigih. Meskipun Arini ketus padanya, ia
tetap saja bersikap seolah tidak terjadi apa- apa. Malah ia mengajak Arini
untuk liburan.
“Kamu tidak merasa kehilangan?”
“Haruskah saya merasa kehilangan?”
“Itu yang membuat kamu tidak punya teman!
Kamu sengaja menutup diri. Atau pura- pura tidak membutuhkan orang lain! Pemakamanmu
nanti pasti sepi!” (hal. 79)
Arini merasa ada yang berbeda pada dirinya setelah ia
bertemu dengan Nick. Ia jatuh cinta pada pemuda itu. Pemuda yang usianya
terpaut jauh darinya. Nick juga jatuh cinta pada Arini. Ia tidak
mempermasalahkan umur karena ia bahagia bila bisa bersama dengan Arini. Itu
sudah cukup.
Arini berusaha menjauhi Nick. Ia tidak membalas SMS yang
dengan rajin dikirim oleh Nick. Waktu berlalu dan saatnya kembali ke Indonesia.
Setibanya di tanah air, Arini kembali dihadapkan pada kenyataan pahit.
“Tidak mau! Aku mencintaimu dengan cinta
seorang lelaki dewasa kepada kekasihnya! Bukan kepada ibunya!”
“Kamu salah alamat.”
“Biar saja. Sudah terlanjur.”
“Cintamu datang terlalu pagi.”
“Tapi sudah terlambat untuk distop.”
“Kamu pernah jatuh cinta?”
“Sekali. Kepadamu.”
“Aku juga. Tapi bukan kepadamu.” (hal. 164)
Kenyataan apa yang dihadapi oleh Arini? Apakah Nick telah
menghilang dari kehidupan Arini? Ikuti kisah Arini dalam Masih Ada Kereta yang
Akan Lewat.
t
Novel Mira W. pertama yang saya baca dan saya cukup
menikmatinya. Meski novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1982, ceritanya
mudah diikuti (saya membaca edisi cetak ulang tahun 2009) dan gaya bahasanya
juga tidak seperti dugaan saya sebelumnya. Hanya beberapa kalimat yang
menggunakan gaya bahasa yang agak to the
point yang saya temukan, seperti penggunaan kata ‘bekas istri’. Selebihnya oke.
Dari Mama saya, saya baru tahu kalau novel ini pernah difilmkan
dengan judul yang sama. Kata Mama, saat itu film ini booming. Saya googling
namun tidak ketemu baik film ataupun cuplikannya, hanya ketemu poster filmnya
saja. Mungkin juga karena film ini sudah lama, tahun 1987 dirilis, saya pun
belum lahir. He he..
Novel ini tergolong novel ringan dan cepat selesai dibaca
namun tetap menyenangkan dan menarik untuk diikuti dengan alur maju mundurnya. Selanjutnya saya menunggu
karya Mira W. yang lain untuk dibaca *ubek-ubek rak buku dulu*
woh baru tahu kalau ada filmnya. Btw, ini juga buku Mira W yg aku baca, pas masih SD, hahahaha, jadi cukup berkesan banget :D
BalasHapusIya, Mbak Sulis. Ada sekuelnya juga, cuma aku belum nemu lagi bukunya :( Wuiih, keren, zaman SD sudah baca novel :DD
HapusIya bagus, pernah baca "Jangan Pergi, Lara" belum? Ini juga pernah di bikin film. Ini novelnya ak baca waktu SD juga.. Hehe
HapusMantap mbak Keke..
HapusBelum pernah baca, Mbak. Nanti coba saya intip ya di Scoop apakah ada novelnya..hehe..thanks rekomendasinya yaa :)
saya ingin beli novel nya kok tidak ada ya.'
BalasHapus