Daftar Review

Rabu, 14 September 2011

Gerhana Kembar, Antara Cinta dan Pengorbanan


Sharing dulu ya..
Setelah berkali- kali tertunda, novel karangan Clara Ng ini terbeli juga minggu lalu. Pertama kali tertarik dengan sampulnya yang gimana gitu. Lalu setelah surfing dan mencari tahu, rupanya novel dewasa ini menceritakan tentang kisah cinta antara dua perempuan (sinopsisnya bisa dilihat di bawah). Novel terbitan Gramedia yang pernah dimuat sebagai cerita bersambung di harian Kompas ini merupakan novel karya mbak Clara yang saya baca untuk pertama kalinya. Dan ternyata saya tidak salah membeli novel. Meski review dari saya kali ini tidak begitu menarik (hanya berusaha), namun novel ini boleh menjadi pilihan ketika berbelanja buku. 

Cerita di dalam cerita
Cerita ini dibuka dengan pertemuan pertama antara Fola dengan Henrietta. Ternyata kisah mereka merupakan potongan naskah Gerhana Kembar yang ditemukan oleh Lendy di lemari omanya. Naskah itulah yang membawa Lendy pada kenyataan hidup masa lalu oma dan ibunya. Yakin bahwa ini merupakan kisah nyata kehidupan omanya, Lendy berusaha untuk memastikannya. Ternyata benar. Omanya seorang lesbian dan Lendy merupakan anak yang lahir diluar pernikahan.
Tidak ada yang bersalah. Cinta datang begitu saja. Fola begitu mencintai Henrietta dan Henrietta begitu mencintai Fola. Itu saja. Membaca naskah tersebut membuat Lendy tahu bagaimana dan seperti apa pengorbanan yang telah omanya berikan untuk orang disekitarnya termasuk mengorbankan cintanya sendiri. Juga ibunya. Omanya mengorbankan cintanya demi putri semata wayang yang sangat dicintainya. Begitu pula dengan Eliza, ibu Lendy, yang sangat menyayangi dan mengasihi putri tunggalnya itu.
Lendy bertekad untuk menemukan kembali belahan jiwa sang oma yang telah terpisah sekian lamanya dari sisi oma. Apakah keinginan terdalam sang oma dapat terwujud? Apakah oma sempat merasakan kebahagiaan seperti yang diharapkan dan direncakannya bersama kekasihnya dulu?

Sedikit komen dari saya..
Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini cukup membuai namun tidak berat. Bagi yang berminat untuk membaca novel ini tidak usah khawatir tidak mengerti karena pengarang sangat lincah dalam merangkai kata- kata. Ditambah lagi gaya penulisan yang hampir setiap katanya telah menggunakan ejaan yang telah disempurnakan tampaknya sangat diperhatikan penulis. Ceritanya juga ditulis dengan sangat rapi sehingga tidak bertubrukan.
Satu pernyataan yang diucapkan oleh Henrietta yang berkesan bagi saya :
Berbahagialah mereka yang dapat bersama- sama dengan mudah, dilandasi cinta. Jangan tukarkan hal itu dengan yang lain. Itu sebentuk kemewahan terbesar yang diberikan Tuhan.
Membaca novel ini tidak akan membuat kita merasa aneh. Malahan kita akan menjadi tahu bahwa cinta itu memang tidak dapat dipaksakan. Dan keluarga tetaplah menjadi prioritas utama meskipun kepentingan sendiri harus dikorbankan. Secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk dibaca. 

Yang ada di belakang sampul....
Lendy, editor buku yang bekerja pada perusahaan penerbitan, terkejut ketika tanpa sengaja menemukan naskah tua dan potongan- potongan surat di dalam lemari baju neneknya. Neneknya sendiri sedang dalam keadaan sekarat di rumah sakit akibat kanker yang dideritanya. Bagaikan masuk ke dunia yang dulu terkunci rapat, Lendy tenggelam dalam kisah pada naskah itu. Semakin dalam dia membaca, Lendy semakin yakin cerita itu adalah kisah nyata. Kisah yang mati- matian disembunyikan  oleh neneknya. Kisah yang membelit masa lalu neneknya dan menjadi sejarah kehadiran dirinya di dunia. Bersama kisah itu, Lendy menapak tilas kembali kehidupan serta hubungannya dengan Ibunya: mencoba jujur terhadap diri sendiri, berani memaafkan, dan berdamai dengan masa lalu.
Kisah ini adalah kisah perjalanan hati. Kisah tentang keluarga, kisah tentang keberanian, kekuatan, dan ketabahan. 
Kisah cinta yang tak pernah kehilangan makna walau diberikan di antara dua perempuan.